INTIMNEWS.COM, PANGKALAN BUN – Batuk yang tak kunjung sembuh perlu kita waspdadai tak hanya pada diri kita, tapi juga pada Si Kecil. Kondisi tersebut bisa menunjukan pada gejala TBC pada anak.
Anak-anak yang terkena TBC sebagian besar tidak tertular dari teman-teman sebayanya, melainkan dari orang dewasa yang menderita penyakit tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kobar, Achmad Rois menjelaskan, anak-anak yang menderita TBC, disebabkan menghirup bakteri Mycobacterium Tuberculosis di udara yang disebarkan oleh orang dewasa pada saat batuk atau bersin.
“Ketika orang dewasa yang menderita TBC batuk atau bersin, bakteri penyebab TBC akan menyebar ke udara,” kata Achmad Rois, Selasa (28/3/2023).
Bakteri ini diam dan hidup di paru-paru, bahkan dalam kondisi kronis bisa menjalar ke bagian yang lain, seperti ginjal, tulang belakang, hingga ke otak.
“TBC pada anak dapat disembuhkan, yang penting deteksi dini, cepat diobati dan pengobatan dilakukan sampai tuntas. Maka dari itu diharapkan dapat memperhatikan kesehatan Si Kecil,” ujar Achmad Rois.
Namun Lanjut Rois, tidak semua batuk adalah tanda TBC pada anak. Namun perlu tahu gejala TBC pada anak yang cukup sering dialami.
Ada beberapa hal yang menjadi tanda-tanda atau gejala TBC pada anak Penurunan berat badan secara drastis, Demam, Badan Lemas, Berkeringat di Malam Hari, Batuk Darah, Mudah Marah dan Rewel.
“Pada hasil pemeriksaan tuberkulin akan menunjukkan bahwa ia pernah terpapar, tapi tidak ada keluhan maupun gejala apa pun karena daya tahan tubuhnya yang kuat. Sehingga pertumbuhan bakteri ini bisa dihambat dengan cepat,” terang Achmad Rois.
Ia menjelaskan, pada tahap paparan anak hanya terinfeksi bakteri TBC pasif di tubuh mereka. Sehingga, kuman tidak membuat ia sakit atau berlanjut ke tahap yang serius. Anak pun tidak bisa menularkan bakteri ini ke orang lain.
Tahap Penyakit TB Aktif
Bakteri akan berkembang dan terus menyebar apabila daya tahan tubuh Si Kecil lemah, akan berlanjut pada tahap TB aktif yang tentunya akan menular bahkan jika dibiarkan akan berbahaya dan mengancam jiwa anak.
Ini dapat terjadi dalam beberapa minggu pertama setelah infeksi bakteri TB, atau mungkin terjadi beberapa tahun kemudian.
Tahapan TBC pada anak ini sifatnya dapat menular ke orang lain.
Berikut ini penyebab utama TBC pada anak menjadi tantangan dokter untuk didiagnosis, antara lain:
Sulit untuk mengumpulkan spesimen dahak dari bayi dan anak kecil
Tes laboratorium yang digunakan untuk menemukan TB dalam dahak cenderung memberikan hasil positif pada anak-anak
Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa anak-anak lebih mungkin mengidap penyakit TBC yang disebabkan oleh jumlah bakteri yang lebih sedikit.
Seorang anak yang terpapar pada orang berisiko tinggi harus dites setiap 2-3 tahun sekali.
Pengobatan juga tetap akan diberikan pada anak yang berada dalam tahapan paparan (infeksi) meskipun belum menunjukkan gejala-gejala TBC.
“Lakukan pengobatan TBC pada anak. Tapi, biasanya anak yang berada pada tahapan atau baru terinfeksi bakteri TBC ini akan diberikan obat antituberkulosis (OAT) selama sembilan bulan dan harus dikonsumsi setiap hari, biasanya akan diberikan 3 jenis OAT, yaitu isoniazid, pyrazinamid, dan rifampicin,” terang Achmad Rois.
“Obat-obat ini harus dikonsumsi selama 2 bulan setiap harinya,” lanjutnya.
Lalu akan ada obat lanjutan untuk 4 bulan berikutnya dan yang diberikan hanya dua jenis obat lanjutan, yaitu rifampicin dan isoniazid.
Dan ini perlu diketahui, OAT yang diberikan pada anak tidak sama dengan yang diberikan pada orang dewasa, dianjurkan untuk berkonsultasi dengan ahli TB anak sebelum pengobatan dimulai.
Penting untuk diperhatikan bahwa jika seorang anak berhenti minum obat sebelum selesai penyakitnya, anak tersebut bisa sakit kembali.
Jika obat tidak diminum dengan benar, bakteri yang masih hidup bisa menjadi resisten terhadap obat tersebut.
Cara Mencegah TBC pada Anak
Tentu, ada cara untuk mencegah terjadinya TBC pada anak. Sebab penyakit berbahaya ini menyerang organ vital manusia yaitu paru-paru yang dapat membahayakan ogan lainnya.
Lalu, terang Achmad Rois kita bisa menerapkan pencegahan ini untuk menghindari kasus TBC pada anak-anak. Jika Si Kecil diketahui mengidap TBC dan sedang menerima pengobatan maka saran individu harus diberikan.
Jika Si Kecil harus berada di rumah sakit, kenakan masker mikrofiltrasi yang berkualitas baik dan mencuci tangan dengan pembersih disinfektan setelah kontak dengan pasien.
Selain itu, menghindari tempat-tempat yang ramai, pengap, dan tidak higienis juga bisa dilakukan agar tidak ada kontak dengan penderita.
“Jangan anggap remeh penyakit TBC pada anak. Jika sudah tampak gejalanya segera konsultasikan dengan dokter untuk mencegah dan mengatasinya,” pungkasnya.
Penulis: Yusro
Editor: Andrian