INTIMNEWS.COM, PANGKALAN BUN – Gedung sekolah yang berada di daerah terpencil ini butuh perhatian khusus dari pemerintah maupun masyarakat pada umumnya. Kondisi SDN 1 dan SMP 1 yang terletak di Desa Teluk Pulai Kecamatan Kumai Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kalteng ini, tidaklah sama dengan kebanyakan kondisi sekolah yang lain.
Sungguh miris kondisi bangunan SDN 1 dan SMPN 1 Teluk Pulai ini. Ruangan belajar dan ruangan kantor hancur parah. Supaya para murid tetap bisa menerima pelajaran, hampir dua tahun ini terpaksa bergiliran menggunakan ruang kelas yang masih bisa dimanfaatkan.
Anggota DPRD Kabupaten Kobar Mina Irawati Ahmadi Riansyah, dari Daerah Pemilihan (Dapil) IV mengatakan bahwa ia berkesempatan melakukan reses ke Desa Teluk Pulai dan meninjau langsung kondisi bangunan SDN 1 dan SMPN 1 Teluk Pulai.
Hasil reses ini akan disampaikan kepada Pemda Kobar, agar pembangunan gedung sekolah di Desa Teluk Pulai menjadi prioritas.
“Melihat kondisi itu terus terang saja kami sangat prihatin, di mana keberadaan Desa Teluk Pulai ini sangat jauh dari kota,” ujarnya, Selasa (29/11/2022).
Lanjut Mina Irawati, untuk sampai ke desa itu harus melalui jalur air melintas laut. “Mungkin karena jauh dari kota inilah, sehingga lepas dari perhatian dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kobar, sangat ironis,” tutur Anggota DPRD, dari Fraksi PDI Perjuangan ini
Bahkan yang lebih memprihatinkan lagi, di sekolah itu tidak pernah diadakan apel upacara maupun senam karena tidak ada lapangan. Sebab lapangannya becek, bisa disebut seperti sungai kering, tapi berlumpur.
“Sarana dan prasarana pendidikan di Desa Teluk Pulai begitu memprihatinkan, di tengah melimpahnya sumber daya alam yang kita miliki. Masih ada anak-anak kita belajar di dalam ruangan yang hancur,” tutur Mina.
“Di mana ruang belajar yang seharusnya dapat kita nikmati, malah sebaliknya sangat mengecewakan karena tidak layak untuk digunakan lagi,” ujar Mina.
Ia menuturkan, adapun ruangan yang bisa digunakan hanya ruang kelas 1, 2 dan 3. Ketiga ruangan itu digunakan untuk kantor dan ruangan 1 maupun 2-nya digunakan untuk ruang belajar dari kelas 1 sampai kelas 6. Penggunaan ruangan itu bergantian.
“Rusaknya bangunan sekolah di Desa Teluk Pulai karena kurangnya perhatian dari dinas terkait. Kalau Dinas tanggap, tidak mungkin sampai bertahun-tahun. Dan yang lebih memperihatinkan lagi, kepala sekolah pun jarang datang atau tidak efektif sebagai mana mestinya,” ujar Mina dengan penuh prihatin.
Selain itu, lanjut Mina, di Desa Teluk Pulai juga kekurangan guru, yang ada saat ini hanya ada tenaga honor, baik untuk SDN 1 maupun SMPN 1, permasalahannya sama. Minimnya sarana dan prasarana pendidikan, kurangnya guru dan kepala sekolah yang tidak pernah ada di tempat.
Hal ini, kata Mina, harus segera ditangani oleh Pemda, mengingat pendidikan merupakan kebutuhan dasar masyarakat yang harus dipenuhi oleh Pemda.
Penulis: Yusro
Editor: Andrian