INTIMNEWS.COM, PANGKALAN BUN – Di tengah hiruk-pikuk lalu lintas kota Manis Pangkalan Bun, fenomena “manusia silver” belakangan sering terlihat di perempatan lampu merah Hastarini Kelurahan Baru, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar).
Mereka adalah individu-individu yang rela melumuri tubuhnya dengan cat silver, berdiri tegak sambil berpose di antara deretan kendaraan yang menunggu lampu hijau, demi mengumpulkan uang untuk makan sehari-hari.
Manusia silver, yang juga dikenal sebagai “patung hidup,” menjadi pemandangan yang mengundang berbagai reaksi dari masyarakat. Ada yang terkejut melihat sosok dengan tubuh berkilau berdiri diam bak patung, sementara yang lain merasa terhibur dengan aksi kreatif ini.
Reaksi warga yang melintas pun beragam. Anton, salah satu warga Pangkalan Bun, menyebutkan pengalamannya melihat manusia silver. “Awalnya saya terkejut melihat manusia silver yang tiba-tiba berdiri di perempatan.
Saat itu saya bersama anak dan istri, malah anak saya suka dan saya disuruh putar balik melihatnya lagi,” katanya sambil tertawa. Anton mengaku kini menjadi terbiasa dan sering memberi uang sebagai bentuk apresiasi.
Ani (28), seorang pegawai kantoran, juga merasa terkejut ketika pertama kali melihat manusia silver. “Awalnya kaget, karena tidak biasa melihat orang berdiri seperti patung di tengah jalan. Tapi setelah beberapa kali melihat, saya jadi terbiasa dan merasa terhibur,” ungkapnya, Jumat (17/5/2024).
Ani juga merasa iba dan terkadang memberikan uang sebagai bentuk apresiasi atas usaha manusia silver.
Di sisi lain, ada juga warga yang merasa tidak nyaman dengan kehadiran manusia silver. “Menurut saya, ini berbahaya, baik bagi mereka sendiri maupun bagi pengendara. Terkadang pengemudi menjadi terganggu perhatiannya dan bisa menyebabkan kecelakaan,” kata Andi (45), seorang sopir.
Warga menyadari keberadaan manusia silver ini dan menganggapnya sebagai salah satu dampak dari kesulitan ekonomi yang dihadapi banyak orang. Munculnya manusia silver ini dianggap oleh banyak warga sebagai salah satu dampak dari kesulitan ekonomi yang dihadapi oleh masyarakat.
Banyak dari mereka yang sulit mencari pekerjaan yang layak, atau memang mereka malas bekerja lain, mereka terpaksa mencari cara alternatif untuk mendapatkan penghasilan, meskipun dengan cara yang tidak biasa dan berisiko terhadap kesehatan mereka. Mengecat tubuh dengan cat perak setiap hari dapat membawa dampak negatif pada kulit dan kesehatan secara keseluruhan.
Fenomena ini mencerminkan ketidakstabilan ekonomi yang dialami oleh sebagian masyarakat yang terdorong untuk melakukan pekerjaan informal dan tidak lazim demi memenuhi kebutuhan sehari-hari. Selain itu, hal ini juga menyoroti perlunya perhatian lebih dari pemerintah dan lembaga sosial untuk menyediakan bantuan dan solusi bagi mereka yang mengalami kesulitan ekonomi.
Penulis : Yusro
Editor : Maulana Kawit