
INTIMNEWS.COM, PULANG PISAU – Desa Gadabung, Pandih Batu, Kabupaten Pulang Pisau, Provinsi Kalimantan Tengah, merupakan kawasan pertanian yang sekarang menjadi bagian dari Food Estate di Kalteng.
Mahasiswa Kelompok KKN Kebangsaan Desa Gadabung melakukan peninjauan panen padi di desa tersebut menggunakan mesin Combine Harvester Yanmar YH 850, Senin 15 Agustus 2022.
Maksud dan tujuan dari kegiatan atau program terkait Peninjauan Panen Padi Desa Gadabung menggunakan Mesin Combine Harvester Yanmar YH 850 adalah untuk mengetahui masa panen dalam setahun, mengetahui jenis beras yang dihasilkan dari padi tersebut, dan mengetahui alat yang digunakan dalam panen padi di Desa Gadabung.
Kepala Desa Gadabung Suprapto, mengatakan bahwa Food Estate yang ada di Desa Gadabung hampir sebagian besar merupakan pertanian, dimana hampir 50% padi untuk Provinsi Kalimantan Tengah berasal dari Desa Gadabung.
Suprapto menambahkan bahwa Desa Gadabung menghasilkan beras hibrida dengan harga 1000 ribu rupiah per 1 paket.
“Padi yang ada di Desa Gadabung menghasilkan beras hibrida, harga 1 paket bibit seharga 100 ribu yang mana bibit tersebut dikirim dari pihak pengelola bibit,” tuturnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa di Desa Gadabung punya 2 hektar lahan, dalam 1 hektar sawah terdapat 18 orang yang menanam padi tersebut selama setengah hari.
“Satu area padi di Desa Gadabung yaitu 2 hektar lahan. 1 hektar tersebut dapat menghasilkan 8 ton padi dengan masa panen dalam kurun waktu 4 bulan sekali dengan 2 kali penyemprotan ,” bebernya.
“Pada saat panen menggunakan mesin Combine Harvester Yanmar YH 850. Mesin tersebut sangat jarang sekali digunakan di desa lain dikarenakan alat yang terbatas dan mahal, akan tetapi Desa Gadabung sendiri mempunyai mesin tersebut dan digunakan dalam masa panen,” sambung Suprapto.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa dalam memberantas hama yaitu walang sangit dan tikus sudah cukup baik.
“Di Desa Gadabung dalam memberantas hama berupa walang sangit dan tikus sudah cukup baik, di mana terdapat pestisida yang dinilai cukup ampuh dalam memberantasi hama tersebut,” tegas Suprapto.
Terakhir ia mengungkapkan bahwa padi yang sudah diolah menjadi beras akan dikirim ke Kota Palangka Raya. “Padi yang sudah diolah menjadi beras tersebut dikirim ke Palangka Raya dan dikonsumsi oleh masyarakat setempat,” tutup Suprapto.
Editor: Andrian