INTIMNEWS.COM, PALANGKA RAYA – Pemerintah Pusat dalam hal ini melalui Kementerian Pertanian (Kementan) RI terus berupaya mendorong kemajuan dan perkembangan khususnya di sektor pertanian. Salah satunya baru-baru ini telah digencarkan yakni program Petani Milenial.
Adapun program Petani Milienial juga mendorong generasi muda agar mau berkecimpung di sektor pertanian. Pasalnya, dominannya sektor pertanian pada struktur tenaga kerja saat ini harus diimbangi dengan kualitas SDM yang mumpuni.
Terkait dengan hal tersebut, anggota DPRD Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) dari komisi II yang membidangi Perekonomian dan Sumber Daya Alam, Jainudin Karim mengatakan bahwa program Petani Milenial merupakan salah satu program dengan konsep yang luar biasa dari Pemerintah Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota hingga ke Desa-Desa.
“Program seperti pertanian milenial ini seharusnya kita masukan dalam program RPJMD atau program lima tahunan Pemerintahan. Baik itu untuk Provinsi maupun Kabupaten/kota,” ucap legislator DPRD Provinsi Kalteng dari Dapil II (Kotawaringin Timur, Seruyan) tersebut pada Rabu, 13 Oktober 2021.
Dia menambahkan bahwa khususnya di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, potensi dari sektor pertanian bisa dikatakan dapat mengangkat kondisi perekonomian. Hanya saja untuk sektor pertanian yang dikelola oleh petani milenial, harus didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai.
Hal tersebut tentunya dapat di lihat dari kondisi wilayah pertanian yang ada di Kalteng, selain itu juga perlu dipertimbangkan komoditas pertanian yang akan dikembangkan nantinya. Misalnya untuk di Kalteng harus ada yang menjadi komoditas andalan.
Karena setiap daerah tentunya jangan hanya melihat komoditas andalan yang saat ini sedang ramai. Seperti contoh yang sedang ramai belakangan ini adalah tanaman Porang, maka jangan terpaku untuk mengembangkan tanaman itu juga.
“Jadi jangan terpaku mengikuti daerah lain, misalnya ada daerah yang sedang ramai mengembangkan tanaman Porang kemudian ikut juga. Karena sebagai contoh tanaman Porang itu dalam satu hektar nya perlu biaya sekitar Rp. 300 juta, kan mahal, jadi kalau tidak benar-benar menguasai takutnya hasilnya tidak menjanjikan,” ucap legislator DPRD Kalteng dari partai Gerindra tersebut.
Sementara itu untuk komoditas pertanian yang bisa dikembangkan oleh para petani milenial, bisa mencari komoditas pertanian jangka pendek dengan hasil atau kualitas yang bagus. Tentunya dengan konsep pertanian yang bagus dan bersinergi, misalkan berkoordinasi dengan Pemerintah melalui stakeholder terkait dapat membentuk UMKM yang beranggotakan para petani milenial.
Pemerintah tentunya dapat mensupport bantuan baik itu fasilitas maupun sarana dan prasarananya, misalkan dari bibit hingga pelatihan-pelatihan. Sehingga para petani milenial dapat menjadi penggerak sektor pertanian di Kalteng. Selain itu para petani milenial juga dapat melakukan studi banding, tak perlu ke luar Kalimantan. Misalnya ke Provinsi lain maupun kabupaten/kota di Kalteng.
“Sehingga para petani milenial ini nantinya akan dibina sampai kualitas SDM nya benar-benar tercapai. Setelah tercapai barulah nantinya dibentuk semacam wadah bagi para petani milenial mulai dari tingkat Provinsi hingga ke kelurahan atau desa,” ucap Jainudin Karim.
Oleh karena itu pihaknya berharap agar Pemerintah melalui stakeholder terkait dapat memperhatikan para petani milenial khususnya di Kalteng, baik itu dengan memberikan support dalam hal fasilitas, serta sarana dan prasarana maupun hingga pelatihan-pelatihan.