INTIMNEWS.COM, PALANGKA RAYA – Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya (UPR) melaksanakan pengabdian masyarakat di SMP Negeri 11 Palangka Raya, Senin (07 November 2022). Adapun sasaran pengabdian adalah para remaja putri, yang mana remaja putri (rematri) memiliki risiko terkena anemia. Menurut data Riskesdas RI 2018 angka penderita anemia dikalangan remaja putri terbilang cukup tinggi dengan prevalensi 32% yaitu 4 dari 10 remaja putri menderita anemia di Indonesia.
Rematri berisiko dikarenakan mengalami haid dan fase remaja merupakan tahap transisi menuju dewasa dengan pertumbuhan pesat yang terkait dengan pemenuhan zat besi sehingga diperlukan penyuluhan anemia dan penanganan anemia salah satunya dengan pemberian suplementasi tablet tambah darah pada remaja putri (rematri). Program pengabdian masyarakat ini diketuai oleh dr. Ervi Audina Munthe bersama Silvani Permatasari, M.Biomed serta melibatkan dua orang mahasiswa FK UPR. Seluruh rangkaian kegiatan dilakukan di SMPN 11 Palangka Raya dengan menerapkan protokol kesehatan.
“Beberapa kegiatan yang diangkat dalam kegiatan ini adalah pemeriksaan hemoglobin sebagai indikator anemia pada rematri, edukasi mengenai Anemia pada Remaja Putri dan Peran Nutrisi dalam pengentasannya serta pembagian Tablet Tambah Darah (TTD),” jelas dr. Ervi Audina Munthe.
Demikian pula Kepala SMPN 11 Palangka Raya Ria Heksarini menyambut baik kegiatan pengabdian yang dilakukan kepada siswi-siswinya dan berharap kegiatan ini dapat berkelanjutan.
Edukasi mengenai anemia pada rematri pada pengabdian ini menekankan pada tanda gejala anemia, akibat lainnya seperti mengganggu konsentrasi belajar, imunitas jadi menurun serta risiko mengalami masalah kehamilan dan melahirkan setelah menikah.
Edukasi lainnya menjelaskan bahwa pentingnya konsumsi makanan bergizi seimbang dan kaya zat besi yang bersumber dari hewani dan nabati, meningkatkan konsumsi makanan kaya vitamin C karena meningkatkan penyerapan zat besi serta menghindari makanan penghambat penyerapannya seperti teh, kopi dan susu. “Jika ingin konsumsi teh, kopi dan susu sebaiknya dijarakkan sekitar satu jam dari waktu makan atau minum obat TTD,” begitu pemaparan dr. Ervi selaku pemateri.
Peserta remaja putri sangat antusias dengan edukasi tersebut. Terbukti dari banyaknya pertanyaan pada sesi diskusi interaktif setelah pemaparan edukasi. Adapun harapan dari tim pengabdian rematri dapat melaksanakan edukasi yang diberikan serta tablet tambah darah hyang diberikan dapat diminum teratur dengan satu tablet setiap minggu sehingga terpenuhi 52 tablet selama setahun.
Editor: Andrian