INTIMNEWS.COM, PANGKALAN BUN – Musim durian di Pangkalan Bun kembali menghadirkan kegembiraan bagi masyarakat yang menggemari buah eksotis ini. Jalan-jalan di kota dipenuhi oleh para penjual durian dengan tumpukan buah segar yang menggoda. Namun, di balik euforia menikmati durian, muncul permasalahan yang tak bisa diabaikan: sampah kulit durian, Rabu (25/12/2024).
Kulit durian yang berserakan di berbagai tempat menimbulkan keluhan dari warga. Tumpukan kulit berduri ini bukan hanya mengganggu pemandangan, tetapi juga berpotensi menjadi sarang penyakit jika tidak segera dibersihkan. Beberapa area publik bahkan mulai dipenuhi bau tak sedap akibat sampah yang menumpuk.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kotawaringin Barat, Fitriyana, belum lama ini menyebutkan bahwa pihaknya telah mengantisipasi fenomena ini dengan menyiapkan tempat sampah khusus di titik-titik strategis. “Kami berharap warga bisa lebih peduli dengan kebersihan lingkungan. Jangan hanya menikmati durian, tapi lupa menjaga kebersihan,” ujarnya.
Meski demikian, kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya masih rendah. Petugas kebersihan sering kali menemukan kulit durian dibuang sembarangan, bahkan di tempat yang sudah disediakan tempat sampah. Kondisi ini membuat dinas kebersihan harus bekerja ekstra keras.
Di sisi lain, ada upaya kreatif untuk memanfaatkan kulit durian. Beberapa komunitas mencoba mengolahnya menjadi pupuk organik atau produk lain yang bermanfaat. “Kulit durian sebenarnya bisa dimanfaatkan, tinggal bagaimana kita mengelolanya,” kata salah satu penggiat lingkungan setempat.
Masyarakat Pangkalan Bun diharapkan dapat melihat permasalahan ini sebagai tanggung jawab bersama. Kebersihan kota bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga peran aktif dari warga. Kesadaran kecil seperti membuang sampah pada tempatnya bisa memberikan dampak besar.
Musim durian memang selalu ditunggu, tetapi harus disertai dengan tanggung jawab menjaga lingkungan. Jika semua pihak bisa bekerja sama, musim durian bisa menjadi momen yang tidak hanya manis di lidah, tetapi juga indah bagi lingkungan.
Penulis : Yusro
Editor : Maulana Kawit