INTIMNEWS, PALANGKA RAYA – Tindakan represif dialami oleh mahasiswa saat melakukan aksi demonstrasi geruduk Rektorat yang dilakukan oleh ratusan mahasiswa Universitas Palangka Raya (UPR) dari berbagai Fakultas, di halaman Rektorat UPR, Jumat 8 September 2023.
Salah satu mahasiswa yang menjadi korban tindakan represif oleh salah satu oknum yang diduga merupakan orang rektorat UPR menceritakan kronologi kejadian hingga terjadinya aksi represif tersebut.
“Kami menunggu pak Rektor panas-panas lebih dari 1 jam, jadi kami mencoba masuk ke gedung rektorat. Itu kan gedung kita juga, kita juga tidak akan berbuat yang aneh-aneh. Hanya ingin menemui rektor. Tapi ketika saya maju saya dicekik di bagian rahang saya oleh satpam kampus,” ungkap salah satu korban yang tidak ingin disebutkan namanya.
Ia melanjutkan, awalnya dirinya sudah melihat aksi saling dorong antar pihak mahasiswa dengan pihak keamanan rektorat.
“Di saat aksi dorong-dorongan terjadi, ada salah satu dari mereka (diduga dari pihak rektorat) yang melayangkan pukulan tepat di wajah atau kepala,” ujarnya menambahkan.
Ia mengaku jika awalnya ikut untuk berusaha melerai aksi dorong-dorongan tersebut, namun ada laki-laki dengan baju merah dan baju hitam serta memakai nametag melayangkan tangannya hingga mengenai tepat di sebelah kanan wajahnya.
“Padahal kami berusaha membantu mereka mengamankan massa yang panas, tapi kenapa mereka yang tersulut emosi, layaknya preman dan bahkan sempat menantang untuk maju saling pukul,” bebernya.
Ia menyanyangkan aksi pemukulan yang dilakukan terhadap mahasiswa selaku massa aksi tersebut. “Apakah wajar mereka melayangkan pukulan untuk mengamankan mahasiswa?. Aku rasa hal itu tidak pantas,” imbuhnya.
Selaku korban pemukulan, ia meminta oknum yang sudah terekam dalam video tersebut untuk dicari tahu identitasnya.
“Agar jelas apakah oknum tersebut memang bagian dari rektorat atau tidak. Karena ada salah satu bapak-bapak mengatakan yang memukul kami bukan pihak rektorat. Lalu siapa beliau? kenapa bisa ada di lokasi dan melakukan tindakan seperti demikian. Saya rasa perlu dipertanyakan dengan keras akan hal itu,” jelasnya.
Kemudian, ia yang menjadi sasaran pukulan dari oknum tersebut mengaku sangat tidak terima dengan tindakan itu. Mahasiswa tersebut ingin pihak Rektorat UPR dengan cepat mencari oknum yang diduga melakukan pemukulan tersebut.
“Tindak tegas oknumnya di depan kami dan meminta maaf secara terbuka kepada seluruh massa aksi,” pungkasnya.
Editor: Andrian