INTIMNEWS.COM, PANGKALAN BUN – Berita pembobolan rekening seorang dokter yang bertugas di RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) hingga mengalami kerugian ratusan juta rupiah sempat menghebohkan publik Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat.
Kronologi pembobolan rekening itu disampaikan dr. Binsar Parhusip, Rabu, (8/6/2022), yang menjadi korban kejahatan cyber yaitu pembobolan rekening.
Binsar Parhusip, menceritakan kenapa ia sampai menjadi korban pembobolan rekening tersebut.
“Saat itu saya sedang menjalankan tugas di RSUD Senin, (6/6) sore saya mendapat telp dari seseorang dengan nomor +1 (626)988-1396 yang tidak saya kenal,” ungkapnya.
Orang tersebut, lanjut dr. Binsar Parhusip mengaku dari BRI pusat menawarkan perubahan biaya transaksi transfer dari Rp 6.500 per transaksi menjadi Rp 150.000 perbulan.
Menurutnya, walaupun dirinya mengatakan tidak bersedia mengubah teknis biaya transfer tersebut menjadi perbulan, tapi tetap saja orang tersebut terus menghubunginya.
Orang tak dikenal tersebut mengatakan bahwa ia memastikan saya untuk tetap pada biaya transfer lama yaitu Rp 6.500 dan meminta saya mengcopy link yang dikirimkan.
“Anehnya saya bersedia mengcopy link tersebut dan mengirim via WA pada nomor telepon WA yang menghubungi saya,” jelas Binsar Parhusip.
Sehingga, menurut Binsar Parhusip, tanpa ia sadari telah memberikan data rekeningnya pada ke WA tersebut, sambil merayu dirinya bahwa ia adalah pemakai transfer paling aktif dan mungkin akan dapat hadiah.
“Beberapa menit kemudian, karena saya sedang sibuk-sibuknya bertugas, tiba-tiba muncul notifikasi transaksi pada sms banking BRI,” tuturnya.
Seketika itu ia sadar, bahwa ia telah ditipu dan langsung menelepon Call center BRI. “Saya sampaikan ada 4 atm saya yang harus saya blokir karena baru sadar saya telah ditipu,” jelasnya.
Namun menurut Binsar Parhusip, anehnya call center begitu lambat dan selama dirinya melapor melalui call center BRI, transaksi pengurasan rekening miliknya sudah berlangsung.
“Penipu yang menghubungi saya tadi ternyata sudah menguras uamg pada rekening saya dengan nominal Rp 274.756.500,” bebernya.
“Hal ini juga sudah saya laporkan pada kepolisian dan pihak BRI,” sambung Binsar.
Saat ini ia masih belum mendapatkan informasi terkait perkembangan penyelidikan. “Pihak BRI mengaku juga telah melaporkan hal ini pada pusat dan memblokir 4 rekening milik saya tersebut. Saya berharap ada mujizat agar uang saya bisa kembali,” terang Binsar Parhusip.
Binsar Parhusip mengatakan, data-data terkait nomor Hp, nomor rekening dn semua bukti transaksi juga telah disampaikannya ke Polres Kobar dan BRI.
“Namun beberapa saat setelah saya melaporkan pada BRI pihak bank mengatakan, sebelum blokir dilakukan semua adalah tanggung jawab nasabah,” ucap Binsar Parhusip.
Binsar Parhusip juga mempertanyakan apakah tidak ada evaluasi dari pihak bank melihat transaksi mencurigakan dari m-banking.
“Terlebih ada orang yang baru saja mengganti PIN kemudian melakukan transaksi dengan nominal besar dalam waktu singkat,” jelas Binsar Parhusip.
Sementara itu Satreskrim Polres Kotawaringin Barat membenarkan kalau dr. Binsar melaporkan kejadian ini.
“Saat ini sedang melakukan penyelidikan dan berkoordinasi dengan pihak Bank yang bersangkutan,” kata Kasatreskrim AKP Rendra Aditia Dani.
Penulis: Yusro
Editor: Andrian