INTIMNEWS.COM, PANGKALAN BUN – Jenis usaha yang bertahan dan memperoleh banyak peminat adalah bisnis yang mengandung family value. Artinya usaha ini bisa dimanfaatkan oleh seluruh kalangan.
Mulai dari pebisnis, anak muda, hingga anggota keluarga, dari anak-anak sampai orang tua, semua pernah singgah di angkringan nasi kucing.
Kebutuhan keluarga yang terus tersedia membuat sebuah usaha selalu dicari orang dimanapun dan dalam waktu apapun.
Salah satu usaha yang dilirik oleh kaum milenial saat ini selain gerai es seperti Thai Tea dan seblak yang sedang booming, adalah warung angkringan nasi kucing. Karena nasi yang disediakan hanya sepucuk centong untuk makanan kucing dengan sesendok lauk berupa sambel teri atau sejimpit telor.
Angkringan nasi kucing sebenarnya adalah jenis usaha yang sudah lama dan ada di seluruh Indonesia. Kota kecil sampai kota besar terutama di pulau Kalimantan Tengah tepatnya di Kabupaten Kotawaringin Barat ada usaha warung ini.
Di Kotawaringin Barat tepatnya di Pangkalan Bun, usaha angkringan nasi kucing tumbuh bagaikan jamur di musim hujan. Di pinggir-pinggir jalan, di depan ruko, dekat bundaran, bahkan ditempat tersembunyi seperti di perumahan-perumahan terdapat banyak angkringan nasi kucing.
Menu utama adalah nasi kucing, gorengan, tahu bacem, kerupuk , sate ayam, kepala ayam, sate usus , kerupuk , Indomie, dan masih banyak lagi makanan rakyat yang disediakan.
Menu minuman beragam, dari yang dibuat manual seperti teh, es teh, jeruk panas, es jeruk, kopi, sampai minuman instan yang terdiri dari kopi berbagai varian juga disediakan di warung semacam ini.
Harganya yang relatif terjangkau membuat angkringan nasi kucing banyak diminati para pembeli. Terlebih bila angkringan nasi kucing tersebut menunya lengkap dan ada di lokasi strategis misalnya, dijamin menjadi tempat singgah para pengguna jalan.
Di Bundaran Pramuka depan Borneo market Kecamatan Arut Selatan Kabupaten Kotawaringin Barat ada sebuah angkringan nasi kucing dengan nama Cah Pati.
Menilik namanya, angkringan ini seperti seorang anak-anak, melihat namanya Cah artinya anak Pati asal daerahnya Pati Jawa Tengah.
Tapi saat saya bertanya, ia menjawab bahwa nama hanyalah imajinasinya yang bisa melambangkan sebuah tanda dengan harapan rejekinya menjadi bulat dan besar. Seperti keinginan untuk menjadi jati diri sepasang suami-istri yang masih muda ini, namun tidak malu mengais rejekinya.
Dikelola oleh sepasang suami istri yang masih muda, warung yang menyediakan nasi kucingan dan aneka makanan dan minuman ini beroperasi dari jam 18.00 wib sampai jam 24.00 malam.
Menurut Thio Dandi Setiawan (21) sang pemilik warung usaha ini digeluti setelah ia bersama istrinya bernama Isabella (18) gagal mengelola warung minuman segar beberapa saat yang lalu. Kondisi yang tidak menentu, membuat dagangannya jarang dilirik pembeli.
Usaha yang terus merugi memberinya inspirasi banting stir mengganti usaha warung minuman segarnya dengan warung kucingan atau angkringan nasi kucing.
“Menu yang disediakan berupa nasi kucing, gorengan dan aneka minuman laris diserbu pembeli. Apalagi warung ini dilengkapi lantunan musik yang bisa dinikmati para pembeli,” ucap Thio, Minggu, (27/2/2022), malam.
Semua menu dibuat sendiri oleh istrinya pada pagi hari. Dan ia menjaga warung bersama istrinya ini dari sore sampai malam hari.
Thio mengatakan ia makin mantap menjalani profesinya sebagai penjual nasi kucing. Pendapatannya lumayan perhari membuat keyakinannya tidak tergoyahkan, Thio tidak meu menyebutkan berapa perhari didapatkannya.
Ia berniat akan menekuni usaha nasi kucingan ini selamanya.
Sebagaimana orang tuanya yang mendidiknya untuk tidak menggantungkan hidup dengan orang lain. “Orang tua saya mendidik untuk bekerja dan mencari uang dengan cara berjualan,” kata Thio saat dibincangi media ini.
Penulis: Yusro
Editor: Andrian