INTIMNEWS.COM, PANGKALAN BUN – Desa Teluk Bogam Kecamatan Kumai memiliki potensi perikanan dan hasil laut yang paling menjanjikan di Kabupaten Kotawaringin Barat Provinsi Kalimantan Tengah.
Pasalnya, Kecamatan Kumai ini sendiri adalah perairan dengan potensi penangkapan ikan dan budidaya perikanan yang tinggi. Sehingga banyak masyarakat yang terjun sebagai nelayan tradisional dan juga menjadi pegiat UMKM perikanan.
Misran, warga Desa Teluk Bogam sudah puluhan tahun menjadi nelayan. Ia tangguh menerjang ombak dan gigih memperjuangkan nasib keluarganya di tengah kerasnya kehidupan.
Sekuat tenaga, Misran mendayung perahu dari teluk memasuki muara, lalu menepi di pinggir. Sejurus kemudian, ia turun dari perahu sambil menjinjing seember ikan. Melaut jadi jalan hidup yang ia lakoni selama lebih kurang setengah abad usianya.
Pada Sabtu (23/12/2023) pagi, Misran baru saja pulang mencari ikan. Sepanjang malam, Kakek berusia 52 tahun itu sendirian di atas perahu, menebar jaring, kemudian memancing.
Berbagai cerita perjalanan mereka menekuni sektor perikanan. Mulai dari menangkap ikan hingga mengolah ikan hasil tangkapan menjadi produk yang bernilai jual.
“Hari-hari kami sebagai nelayan yaitu menangkap ikan sudah sejak SD sekitar tahun 1970-an melaut, saat itu tidak menggunakan mesin dan cukup mendayung. Kalau sekarang kapal tradisional sudah menggunakan mesin untuk menuju tengah laut menangkap ikan,” kata Misran.
“Kalau tangkapan ikan banyak sih, kita jual dan mereka jual lagi ke mana-mana,” sambungnya.
Ketika ditanya tentang suka dukanya sebagai nelayan, Misran menceritakan adrenalinnya bisa teruji ketika berada di lautan.
“Menariknya kalau di laut itu, ketika musim gelombang besar dan angin kencang. Di situlah seni sebagai seorang nelayan,” ungkapnya.
“Satu lagi ketika kita dapat banyak ikan, perasaannya bisa dibilang itu senang-senang susah, ia menyebutkan bahwa banyak tantangan yang dihadapi nelayan,” lanjut dia.
Menurutnya, menjadi mnelayan sangat penuh dengan tantangan serta bahaya. “Di laut itu berbeda dengan di darat, karena susah sekali untuk menghindar dari bahaya. Kalau datang badai, angin kencang, ombak, dan hujan, kita nggak bisa apa-apa,” tutur Misran.
“Kemudian hasil dari menangkap ikan juga kan belum pasti. Jadi, kalau orang bilang nelayan penuh risiko, itu betul sekali,” pungkasnya.
Penulis: Yusro
Editor: Andrian