INTIMNEWS.COM, SAMPIT – Entah apa sebab nama jembatan ini dikenal dengan sebutan Jembatan Patah. Berada di Jalan Kapten Mulyono, masih dalam kota Sampit.
Jembatan Patah ini berkonstruksikan baja yang kokoh dan dibangun puluhan tahun silam, jembatan ini membelah anak Sungai Mentawa berada di Kelurahan Ketapang, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang.
Uniknya, sejak dibangun hingga saat ini, lantai jembatan ini masih menggunakan papan dari kayu Ulin. Kayu Ulin sebenarnya jenis kayu khas Kalimantan yang cukup kuat dan tahan lama. Namun, saat ini jembatan Patah tersebut terancam Patah karena padatnya lalu lintas.
Saat ini, akibat hentakan kendaraan yang melintas di atasnya mengakibatkan papan ulin ini menipis dan keropos, baut-baut pengikat antara papan dengan baja dibawahnya menjadi longgar.
Menurut cerita dari Junari, warga setempat, pada malam hari, bila kendaraan yang milintas, hentakan papan Ulin dari di jembatan tersebut mengeluarkan suara yang cukup nyaring. “Malam hari nyaring sekali, apalagi kalau papannya sudah longgar. Bagi kami suara itu biasa aja, menandakan ada kendaraan yang lewat.” katanya.
Untuk diketahui Jembatan Patah tergolong jalan poros yang padat lalu lintas, hanya saja selama ini program pemerintah untuk meningkatkan jemabatan tersebut hingga layak belum dilakukan.
Dalam kondisi sangat parah, biasanya hanya dilakukan perawatan dengan melakukan pergantian terhadap papan yang mengalami kerusakan atau patah, itupun dilakukan apabila memang terdapat kendaraan yang diterjebak di atasnya.
Kejadian terbaru, kendaraan bermuatan tanah uruk, tidak mampu mengeluarkan roda bagian belakang akibat terperosok akibat papan dari jembatan tersebut patah. (*)