INTIMNEWS.COM, PANGKALAN BUN – Sinar matahari sedang terik-teriknya pada Senin (17/7/2023) siang. Panasnya terasa hingga menembus kulit, tak terkecuali bagi seorang remaja berusia 16 tahun ini.
Namun, itu tak membuat langkah kaki Andre (16) berhenti menyusuri jalan di kawasan HM Raffi dan Bhayangkara Kecamatan Arut Selatan Kabupaten Kotawaringin Barat.
Andre laki-laki berusia 16 tahun itu adalah penjual kerupuk keliling, yang mengadu peruntungan saat menjajakan dagangan kepada warga yang ia temui.
Sambil menggenggam erat kerupuk di tangannya, perlahan ia berjalan memasuki warung dan menyusuri kendaraan yang berhenti.
Dia menawarkan dagangannya kepada setiap orang yang ia temui. Begitulah gambaran kegiatan Andre setiap harinya.
Andre (16) merantau dari Sumatera ke Kalimantan Tengah usai tidak melanjutkan sekolah di kelas 9 Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Andre berhenti sekolah dan langsung memutuskan merantau ke Kalimantan Tengah tepatnya di Palangka Raya dan baru lima bulan berada di Pangkalan Bun.
Andre berhenti sekolah karena terkendala biaya, dan ia tidak mau membebani orang tuanya. Ia pun merantau dengan tekad yang bulat, kelak dia bisa berusaha sendiri.
“Baru lima bulan berjualan kerupuk di Pangkalan Bun, sebelumnya jualannya di Palangka Raya,” kata Andre saat dibincangi media ini, Senin (17/7/2023), siang.
Ia berangkat pagi jam 07.00 WIB dan pulang malam hari jam 22.00 WIB. ‘Alhamdulillah setap hari dapat Rp 80 ribu,” tuturnya.
“Kalau kita santai pasti jualanya sedikit, makanya saya berangkat pagi pulang malam om,” sambung Andre dengan nada polos.
Ia bercita-cita untuk buka usaha sendiri. “Maklum sekolah tidak tamat, makanya saya kepingin usaha sendiri supaya orang tua di kampung nanti senang melihat Andre bisa sukses,” ujarnya.
Tak jarang, ia istirahat di trotoar sembari melihat jalanan yang ramai akan kendaraan.
Terlihat gurat kesedihan tergambar jelas di wajahnya. Berjalan dengan tertatih-tatih karena rasa haus dan laparnya, ia menawarkan dagangannya sambil bergumam
“Beli Pak, beli Bu, Rp 15.000 saja dapat dua kalau Rp 20.000 dapat tiga bungkus,” ucap Andre kepada setiap orang yang ia tawarkan.
Sehari-hari dengan penuh harapan, Andre berangkat dari kediamannya di sekitar Makam Skip, Kecamatan Arut Selatan dengan berjalan kaki.
Hidup dalam himpitan ekonomi yang sulit, membuat Andre harus terus berjuang. Andre asal Palembang ini, sudah lima bulan berada di Pangkalan Bun.
Di saat anak-anak sebayanya menghabiskan waktu untuk sekolah dan bermain, ia justru berjibaku dengan teriknya matahari sebagai penjual kerupuk keliling.
Dengan mata yang berkaca-kaca, tak jarang ia melihat anak seusianya berangkat dan pulang sekolah.
“Saya mau juga sekolah, tapi saya harus bantu orang tua dulu,” ujar Andre dengan nada lirih.
Ia pun menyampaikan keinginannya untuk menjadi pengusaha, walau saat ini ia harus berjuang melawan kerasnya kehidupan.
Tak jarang, uang hasil dagangannya ia sisihkan di celengan berukuran kecil demi cita-cita mulianya.
Penulis: Yusro
Editor: Andrian