INTIMNEWS, PALANGKA RAYA – Sudah 94 tahun silam para pemuda turut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Para pemuda dari Sabang sampai Merauke telah mengalahkan ego masing-masing dengan satu tujuan bersama.
Demikian dikemukakan Ketua Umum Forum Pemuda Kerukunan Keluarga Bakumpai (FP-KKB) Provinsi Kalimantan Tengah, Riko Rahman, M.E saat memberikan pandangannya terkait peringatan 94 tahun Hari Sumpah Pemuda (HSP).
“Dalam momentum ini semua kalangan pemuda berkumpul untuk menyatukan tekat dan semangat dari berbagai macam golongan, suku, ras, agama demi satu tujuan Indonesia,” ungkap Riko.
Menurut Ketua Generasi Muda Kalimantan Tengah juga sumpah pemuda tidak hanya menjadi bukti peran pemuda dalam perjuangan bangsa. Tetapi bukti bahwa perjuangan-perjuangan yang berlandaskan ego kedaerahan, kelompok, golongan dan SARA, tidak akan pernah berhasil maksimal.
Nilai-nilai semangat dan keikhlasan para pemuda untuk melepas ego dan bersatu membangun bangsa itu imbuh dia, sudah semestinya terus digaungkan dan diimplementasikan hingga saat ini dan masa mendatang.
Riko mengakui, Selain menjadi agen perubahan, peran pemuda juga sebagai agen pembangunan yang mana pemuda Indonesia memiliki peran dan tanggung jawab dalam upaya memajukan bangsa.
Lebih lanjut dikatakannya, di era digitalisasi dan informasi saat ini yang begitu cepat, setiap orang dengan mudah memproduksi informasi. Pemuda harus selektif dalam menerima informasi, pemuda juga jangan sampai malah ikut mempertajam perpecahan, dengan menyebarkan ujaran kebencian dari informasi yang belum jelas kebenarannya atau hoax.
Tidak kalah penting pemuda mesti mempunyai kejernihan hati yang menyehatkan akal dan menjernihkan pikir, sehingga apa yang keluar dari kata dan tindakan berbuah manfaat dan kebaikan, jadilah bagian dari solusi jangan jadi bagian dari masalah.
“Semoga momentum sumpah pemuda ini tidak sekadar menjadi ajang seremonial, tetapi lebih menyentuh peran substantif dalam menyatukan persepsi dan gagasan untuk selalu menjaga persatuan dan kesatuan bangsa,” pungkasnya. (**)
Editor: Irga Fachreza