INTIMNEWS.COM, KUALA KAPUAS – Berdasarkan laporan Camat Mantangai, di salah satu desa terus mengalami peningkatan dengan tinggi muka air (TMA) berkisar antara 150 hingga 200 sentimeter.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kapuas Panahatan Sinaga mengatakan tinggi banjir pada dua titik di wilayahnya masih meningkat. Namun, banjir yang menggenangi sembilan desa di Kecamatan Kapuas Tengah, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, mulai surut.
“Sementara untuk Kecamatan Timpah, debit air masih bertahan dengan ketinggian 30 hingga 160 sentimeter,” kata Panahatan, Kamis 6 April 2023.
Data per 5 April 2023, sebanyak 18.804 jiwa terdampak banjir yang menggenangi tiga kecamatan tersebut. BPBD Kabupaten Kapuas melaporkan rumah yang terendam sebanyak 4.477 unit.
Selain itu, banjir merendam fasilitas umum di antaranya 43 unit rumah ibadah, 49 unit sekolah, 15 unit fasilitas kesehatan, dan 76 akses jalan terendam. Meski banjir sudah merendam sejak Kamis, 30 Maret 2023, warga memilih untuk tetap bertahan di rumah masing-masing.
Pemerintah setempat menyiagakan Posko Penanganan Banjir yang terdiri dari dapur umum, tempat pengungsian, posko informasi, dan pos kesehatan apabila ada warga terdampak yang membutuhkan.
Setiap harinya, tim gabungan melakukan patroli pengecekan kondisi banjir dan evakuasi warga apabila diperlukan.
Di sisi lain, Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari mengatakan meskipun telah memasuki masa transisi musim hujan ke musim kemarau, kejadian bencana hidrometeorologi basah masih dominan terjadi.
“Di Provinsi Kalimantan Tengah sendiri, BMKG menyatakan wilayah tersebut masih berpotensi mengalami hujan intensitas sedang hingga tinggi pada 4 April sampai 10 April 2023 mendatang,” ujar Abdul.
Menyikapi kondisi tersebut, BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan siaga menghadapi potensi kenaikan tinggi muka air di wilayah terdampak.
Apabila terjadi hujan lebat dalam durasi lebih dari satu jam, masyarakat yang tinggal di daerah aliran sungai agar mengungsi secara mandiri ke lokasi yang lebih aman sampai 2 hingga 3 jam setelah hujan reda. (**)
Editor: Irga Fachreza