INTIMNEWS.COM, SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) menggelar dialog kebangsaan. Kegiatan ini dalam rangka sosialisasi wawasan kebangsaan kepada mahasiswa dari berbagi Perguruan tinggi di Sampit.
Dialog kebangsaan yang dilaksanakan di Aula Pertemuan Universitas Darwan Ali ini menghadirkan dua Narasumber dari akademisi sekaligus dosen Unda Sampit Ali Kusuma dengan materi wawasan kebangsaan dan implementasi pada mahasiswa dan Pasi Intel 1015 Sampit Darsi ekon Utomo materi dengan materi Implementasi wawasan kebangsaan dalam bingkai NKRI.
Kepala Kesbangpol Kotim, Sanggul Lumban Gaol menjelaskan Melalui dialog kebangsaan, diharapkan para peserta dari perwakilan Mahasiswa mendapat pemahaman nilai-nilai kebangsaan yang bersumber dari empat konsensus dasar bangsa yang terdiri dari Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Tujuan kegiatan dialog kebangsaan ini untuk menumbuhkan wawasan kebangsaan dalam mewujudkan rasa nasionalismen yang tinggi dikalangan mahasiswa,” kata Kepala Kesbangpol Sanggul Lumban Gaol, Rabu 22 Februari 2023.
Menurutnya, kalangan mahasiswa saat mudah terpengaruh dengan pikiran-pikiran radikal yang mecah belah kesatuan dan persatuan yang telah dibangun sejak lama. Untuk itu dirinya menghimbau peserta agar terus membaca dan memahami nilai-nilai kebangsaan sesuai dengan Pancasila dan UUD 45.
“Orang akan mudah terpengaruh jika tidak memiliki wawasan kebangsaan yang benar. Untuk mahasiswa segala sesuatu yang intoleran dipahami juga, jangan mudah terpengaru,” lanjutnya.
Rangkaian dialog kebangsaan diberi tema “Dengan pendidikan wawasan kebangsaan kita wujudkan rasa nasionalismen yang tinggi di kalangan mahasiswa” juga dilakukan diskusi dengan para mahasiswa.
Sementara itu, Ali Kusuma selaku narasumber menjelaskan bahwa negara ini tidak akan terbentuk kalau tidak ada mahasiswa. Menurutnya sejarah telah membuktikan bahwa perjuangan mahasiswa lah yang banyak merubah keadaan bangsa saat ini. Itu jangan lupa dengan sejarah dan kebudayaan.
“Mahasiswa saat ini harus pikir apa yang bisa saya buat untuk negeri ini. Kita jangan apatis dengan yang ada di negeri ini. Setidaknya kita memperkuat wawasan kita. Pasalnya pikiran-pikiran radikal yang sudah mulai masuk ke kampus-kampus yang ingin belah kesatuan kita,” demikia Ali Kusuma. (**)
Editor: Irga Fachreza