INTIMNEWS.COM, PANGKALAN BUN – Dalam langkah strategis untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan menjaga kelestarian lingkungan, Kelompok Tani Hutan (KTH) Meniti Fajar resmi menandatangani nota kesepahaman (MOU) dengan PT Bumitama Gunajaya Abadi (BGA). Acara penandatanganan yang berlangsung pada hari Senin (25/11) ini menjadi tonggak penting dalam kolaborasi antara kelompok masyarakat dengan sektor swasta.
MOU yang ditandatangani bersifat jangka pendek, dengan durasi satu tahun. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi peluang strategis dan merancang kerangka kerja untuk kerjasama jangka panjang selama 25 tahun mendatang. Kerjasama ini difokuskan pada pemberdayaan kelompok tani hutan serta pengembangan lingkungan berkelanjutan di wilayah Kelurahan Raja Seberang, khususnya di areal hutan sosial Sungai Sepingit dan Selangkun.
Acara tersebut dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, di antaranya:
Andi Muhammad Amin, Department Head SGR PT BGA, Hidayat Aprilianto, Senior Specialist Sustainability Improvement PT BGA, Anwari Delmi, S.Hut, Kepala KPH Kotawaringin Barat, Yaumil, S.STP, Lurah Raja Seberang, Pengurus KTH dan KUPS Meniti Fajar
Lurah Raja Seberang, Yaumil, mengungkapkan rasa bangganya atas terjalinnya kerjasama ini. Ia berharap MOU ini dapat membawa dampak positif yang signifikan bagi kemajuan wilayah Raja Seberang. “Kami berharap kerjasama ini mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya melalui sektor UMKM dan pariwisata berbasis ekowisata. Potensi Sungai Sepingit dan Selangkun harus dimanfaatkan secara optimal tanpa merusak ekosistem alam,” ujar Yaumil.
Perwakilan PT BGA, Andi Muhammad Amin, menegaskan bahwa kemitraan ini harus selaras dengan prinsip-prinsip program RACP (Responsible Agriculture and Community Partnership). “Wilayah KTH Meniti Fajar memiliki banyak potensi, baik dari segi ekonomi maupun pariwisata. Kolaborasi ini adalah awal dari upaya berkelanjutan untuk pemberdayaan kelompok tani dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan,” ungkapnya.
Melalui kemitraan ini, berbagai inisiatif akan dikembangkan, mulai dari peningkatan ekonomi masyarakat melalui pelatihan dan pembinaan UMKM hingga pengembangan ekowisata yang mampu menarik wisatawan domestik maupun mancanegara. Selain itu, pemberdayaan kelompok tani akan dirancang agar memberikan manfaat ekonomi tanpa merusak keseimbangan ekosistem.
Kerjasama ini diharapkan menjadi model bagi kolaborasi antara sektor swasta, pemerintah, dan masyarakat, dengan tujuan bersama menciptakan pembangunan berkelanjutan yang berpihak pada kesejahteraan sosial dan pelestarian lingkungan.
Penulis : Yusro
Editor : Maulana Kawit