INTIMNEWS.COM, SAMPIT – HD salah satu eks Tenaga Kontrak (Tekon) korban evaluasi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kotawaringin Timur (Kotim) asal Kecamatan Cempaga, menolak jika mereka diangkat sebagai honorer sekolah.
Hal itu sudah lama dilakukan oleh sekolah, dan mereka sebelumnya juga berasal dari honorer sekolah yang gajinya masih di bawah angka Rp 1 juta.
“Kalau kami sekolah di desa mana mampu sekolah menggaji seperti tenaga kontrak. Bagaimana mau menggaji kami kalau siswanya sedikit, beda kalau sekolah kota,” ucapnya. Selasa, 12 Juli 2022.
Tawaran dari pemerintah untuk menjadikan mereka yang tidak lulus evaluasi itu sebagai tenaga honor sekolah bukan sebuah solusi yang tepat.
Baginya itu akan jauh turun dari sebelumnya, dan membuat nasib mereka semakin tidak jelas kedepannya. Di sisi lain juga sejak dinyatakan tidak lulus hingga kini kepala sekolah (Kepsek) tempat mereka bekerja tidak juga mengeluarkan SK sebagai honorer sekolah meski ada instruksi dari dinas pendidikan.
Sendangkan BJ, seorang tenaga kesehatan di Kecamatan Cempaga Hulu ini, mengaku hingga kini nasib mereka tidak jelas.
Pemerintah menurutnya seakan lepas tangan, tidak ada solusi terbaik yang berpihak bagi mereka yang sudah belasan tahun mengabdi.
“Sampai saat ini saya berharap bisa dikembalikan,” tegasnya.
Editor: Andrian