Oleh: Nopiar Rahman
Pustakawan SMP Tunas Agro
Di era saat ini, kolaborasi antar pustakawan regional sangat penting untuk dilakukan. Selain itu, perlu adanya perubahan peran pustakawan yang adaptif terhadap perkembangan teknologi informasi. Beberapa tahun ke depan, Asia akan memimpin banyak perubahan. Beragam perubahan ini membutuhkan peran pustakawan sebagai pusat referensi dan sumber informasi. Oleh karena itu, kolaborasi antar perpustakaan, institusi di setiap wilayah sangat dibutuhkan.
Beragam transformasi yang terjadi saat pandemi ini harus dimanfaatkan dan dikembangkan untuk masa depan. Seperti penggunaan teknologi digital dalam proses belajar mengajar, serta beragam kegiatan akademik lintas tingkat pendidikan yang lebih efektif, efisien dengan pemanfaatan teknologi.
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi perpustakaan adalah perubahan perilaku pengguna. Pengguna perpustakaan di era kecerdasan buatan (AI) kini lebih banyak menggunakan internet dan sarana digital untuk mengakses informasi. Hal ini menyebabkan jumlah pengunjung perpustakaan menurun. Untuk mengatasi tantangan ini, perpustakaan perlu berinovasi dan menawarkan layanan baru yang menarik bagi pengguna.
Perkembangan perpustakaan di era disrupsi serta mengamati beberapa peluang pemanfaatan kecerdasan buatan yang dapat diimplementasikan pada perpustakaan. Penerapan kecerdasan mempunyai beberapa manfaat diantaranya memudahkan pustakawan dalam pekerjaannya, serta memberikan layanan yang cepat dan efisien kepada pemustaka. Penerapan kecerdasan buatan harus dilakukan secara optimal dengan mempertimbangkan alokasi dana untuk pemeliharaan infrastrukturnya, meningkatkan pengetahuan serta literasi pustakawan dan pemustaka tentang teknologi kecerdasan buatan, dan menyesuaikan kebutuhan pemustaka dalam menggunakan fitur kecerdasan buatan.
Salah satu inovasi yang dilakukan perpustakaan adalah menggunakan teknologi AI. Teknologi AI dapat membantu perpustakaan dalam berbagai hal, seperti:
- Mengotomatisasi tugas-tugas yang sebelumnya dilakukan oleh manusia, seperti mengkatalog buku dan menjawab pertanyaan pengguna.
- Menyediakan layanan baru yang lebih personalized, seperti rekomendasi buku dan artikel yang sesuai dengan minat pengguna.
- Menganalisis data pengguna untuk memahami perilaku mereka dan meningkatkan layanan perpustakaan.
Teknologi AI memiliki potensi untuk mengubah cara kerja perpustakaan. Perpustakaan yang mampu memanfaatkan teknologi AI akan lebih efektif dan efisien dalam memberikan layanan kepada pengguna.
Selain teknologi AI, perpustakaan juga perlu memanfaatkan dunia digital. Dunia digital menawarkan berbagai peluang bagi perpustakaan, seperti:
- Menjangkau pengguna yang lebih luas, tidak hanya yang berada di sekitar perpustakaan.
- Menyediakan koleksi yang lebih beragam, termasuk buku, artikel, video, dan audio.
- Menawarkan layanan baru yang lebih interaktif dan menyenangkan, seperti game, kuis, dan webinar.
- Perpustakaan yang mampu memanfaatkan dunia digital akan lebih relevan dengan kebutuhan pengguna di era modern.
Perpustakaan di era AI dan dunia digital menghadapi tantangan dan peluang baru. Namun, dengan inovasi dan adaptasi, perpustakaan dapat tetap menjadi institusi yang penting bagi masyarakat. Perpustakaan dapat menjadi pusat pembelajaran, informasi, dan budaya bagi masyarakat. Perpustakaan dapat menjadi tempat bagi masyarakat untuk belajar, tumbuh, dan berkembang. Artificial Intelligence penting bagi perpustakaan karena dapat digunakan untuk mengatur dan menyediakan sejumlah besar informasi (ALA, 2019). Tujuan akhir dari AI sendiri adalah untuk menciptakan sistem yang dapat berpikir, berperilaku, dan bersaing dengan kecerdasan manusia. Hal ini jelas berdampak signifikan terhadap kepustakawanan. Memang benar sistem otomatisasi perpustakaan cerdas menggunakan bantuan AI untuk memberikan layanan informasi kepada pelanggan dan staf. Tetapi hal tersebut tidak boleh disalahartikan bahwa AI menggantikan posisi pustakawan.
AI tidak akan pernah menggantikan posisi pustakawan dalam profesinya, melainkan hanya menjadi alat bantu saja. AI masih tidak bisa membedakan apa yang diinginkan berbagai macam pengguna. Dalam beberapa kasus, AI tidak dapat memberikan output yang yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pengguna. Penerapan robot di perpustakaan juga akan memudahkan pustakawan dalam berinteraksi dengan penggunanya. Hal ini bertolak belakang dengan anggapan bahwa robot dapat menjauhkan pustakawan dari penggunanya.
Meskipun menghadapi tantangan, AI dan dunia digital juga menawarkan peluang bagi perpustakaan. Perpustakaan yang mampu memanfaatkan teknologi AI dan dunia digital akan lebih efektif dan efisien dalam memberikan layanan kepada pengguna, serta akan menjadi institusi yang lebih relevan dengan kebutuhan pengguna di era modern.
Selain itu, perpustakaan juga akan menjadi pusat pembelajaran, informasi, dan budaya bagi masyarakat untuk belajar, tumbuh, dan berkembang. Perpustakaan harus terus berinovasi terhadap layanan yang diberikan dengan selalu mengikuti perkembangan teknologi yang ada.
Penggunaan Artificial Intelligence di perpustakaan adalah salah satu contohnya. Penggabungan AI dalam layanan perpustakaan tidak diragukan lagi telah memberikan banyak manfaat potensial terhadap kepustakawanan. AI tidak akan menggantikan peran pustakawan di perpustakaan dan juga tidak akan menghancurkan ikatan pustakawan dengan penggunanya.
Sumber rujukan :
https://web.perpuskita.id/perpustakaan-di-era-kecerdasan-buatan-ai-dan-dunia-digital/
https://jurnalmahasiswa.com/index.php/aidanspk/article/view/323
https://dikti.kemdikbud.go.id/kabar-dikti/kabar/pustakawan-harus-kolaboratif-dan-adaptif-terhadap-perkembangan-teknologi-informasi/