INTIM NEWS.COM, SAMPIT – Pemerintah Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) Kalimantan Tengah, menggelar sosialisasi lokakarya mini lintas sektor Triwulan III di wilayah kerja Puskesmas Ketapang 2 tahun 2022. Kegiatan yang digelar di Aula Kelurahan Ketapang, Kamis 8 September 2022 ini mengusung tema ‘Cegah penyakit tidak menular dengan deteksi dini lebih awal’.
Camat MB Ketapang yang diwakili Sekretaris Kecamatan Irpansyah, menjelaskan sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan informasi sehingga bisa dibagikan kepada masyarakat serta mampu memberikan edukasi dan mendorong kesadaran masyarakat untuk melakukan deteksi dini penyakit tidak menular.
“Pemerintah ingin menyadarkan masyarakat dari bahaya penyakit. Semua penyakit yang mudah menular maupun tidak itu tergantung kita, bagaiman kita menjaga diri, menjaga lingkungan kita terutama dari sampah-sampah yang menimbulkan penyakit,” tutur Irpansyah.
Ia berharap dengan dihadirkanya kepala dan guru dari satuan PAUD untuk memahami penting pelayanan kesehatan bagi anak-anak sejak dini berawal dari sekolah.
“Penyakit itu lebih baik di cegah dari pada mengobati, manfaatkan fasiltas kesehatan yang disediakan, untuk guru PAUD dan orang tuanya biasakan hidup sehat mem penyakit fisik maupun psikis anaknya untuk ditindak lanjuti,” beber mantan Lurah Ketapang ini.
Kegiatan tersebut hadiri oleh Kepala Puskesma Ketapang 2, Perwakilan Disnaker Kotim, Kapolsek Ketapang, Danramil, beberapa lurah dari MB Ketapang serta kepala dan guru satuan PAUD dan pelayan kesehatan dari polindes setempat.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Ketapang 2, Setyo Purwanto mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk memahamkan kepada masyarakt terkait permasalahan kesehatan di sekolah dan keluarga berisiko stunting di Kotim. Selain itu, kegiatan ini juga untuk memberikan motivasi masyarakat berperilaku hidup sehat dan bersih (PHBS). Tentunya, juga memastikan pelayanan kesehatan dengan baik yang tingkat sekolah maupun masyarakat luas.
“Ini adalah permasalahan nasional kita. Dimana kondisi anak mengalami gangguan pertumbuhan, sehingga tinggi badan anak tidak sesuai dengan usianya, sebagai akibat dari masalah gizi kronis yaitu kekurangan asupan gizi dalam waktu yang lama,” kata Setyo Purwanto.
Menurutnya, penyakit tidak menular (PTM) lebih banyak disebabkan oleh perilaku dan gaya hidup. Faktor Risiko meliputi merokok, konsumsi minuman beralkohol, pola makan tidak sehat, kurang aktivitas fisik, obessitas, stress, hipertensi, hiperglikemi, hiperkolesterol.
“Maaf aja lah, kebanyakan keluarga berisiko stunting dari keluarga pendapatan rendah, pendidikan orang tua yang renda, lingkungan dan sanitasi buruk dan tidak mempunyaik akses air bersih,” pungkasnya. (**)
Editor: Irga Fachreza