INTIMNEWS.COM, SAMPIT – Data Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) mencatat kualitas udara di Kabupaten Kotawaringin Timur, masuk dalam kategori tidak sehat dampak dari Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) yang terjadi dalam beberapa hari belakangan ini.
Hasil penghitungan ISPU paremeter menunjukan 105 PM2,5, yang artinya bahwa tingkat kualitas udara yang bersifat merugikan pada manusia, hewan dan tumbuhan.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim Multazam mengungkapkan dalam beberapa hari ini jumlah titik api di sejumlah Kecamatan di Kotim mengalami peningkatan.
“Informasi terkait dengan karhutla terakhir memang ada peningkatan baik dari jumlah hotspot itu jelas monitor dalam beberapa hari terakhir ada kenaikan di atas rata-rata di Kecamatan terutama di Mentaya Hilir Selatan yang totalitas di atas angka 20 sampai 30 hotspot atau titik panas,” kata Mutlazam, saat dikonfirmasi. Senin 14 Aguatus 2023.
Dia juga menerangkan karhutla semakin luas, bahkan masif karena dibantu dengan angin sehingga petugas cukup kesulitan melakukan pemadaman di lapangan utama dilokasi yang tidak tersedia air.
“Mudah-mudahan secepatnya kita mendapatkan bantuan Water Bombing satu heli kopter yang rencananya Selasa atau Rabu sudah ada di bandara H Asan Sampit, dan mudah-mudahan sudah bisa menangaini di wilayah selatan dan barat, termasuk Pangkalan Bun karena disana juga karhutla cukup besar,” jelas Multazam.
Untuk diketahui, kondisi titik api di Kotim mengalami peningkatan yang signifikan dari bulan sebelumnya, hotspot khusus bulan Agustus 2023 ada sebanyak 269 titik.
“Jadi selama Januari-Agustus 2023 terdapat sebanyak 628 titik dgn kejadian 79 kali dengan luasan lahan yang terukur sekitar 276,708 hektare,” imbuhnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, akibat maraknya karhutla kota Sampit pada pagi hari diselimuti kabut asap dengan bau yang menyengat serta jarak pandang sekitar 100-200 meter. (**)
Editor: Irga Fachreza