website murah
website murah
website murah
website murah
website murah

Kampus dan Pencapaian, Memaknai 58 Tahun Dies Natalis Universitas Palangka Raya

Agus Hermawan, ST

Penulis: Agus Hermawan, ST

*) Ketua DPD Partai Gelora Kapuas/Alumnus Mahasiswa UPR

 

Kegelisahan manusia itu hanya 2 menurut Murtada Muthahari; Lapar (prosperity problem) dan Sex (merital problem). Semua turunan kegelisahan manusia dalam kehidupan dimulai dari 2 masalah di atas. Tentu manusia berbeda dengan hewan yang menjawab problem perut dan sex hanya dengan satu kalimat find them and eat or use it. Kita memiliki common sense yang sama, yaitu moral values. Kaidah-kaidah moral yang justru menjadikan manusia sebagai sejatinya manusia.

Pasang Iklan

Maka secara filosofis; hukum, peradaban dan hadirnya negara adalah sarana yang sengaja diciptakan manusia untuk menjawab 2 problem mendasar tadi dengan cara yang adil dan arif. Baik di mata manusia dan benar di mata Tuhan.

Lahirnya Kampus

Sejak pertama kali Universitas Al-Qawariyyin tertua di dunia didirikan di Maroko tahun 800-an Masehi. Kampus selalu menjadi jantung peradaban. Kampus menjadi rumah lahir para pakar ilmu pengetahuan dunia. Sebut saja seperti Ibn Khaldun ahli sejarah, Ibn Rushd dan Ibn Sina ahli kedokteran pertama dunia.

Pelan tapi pasti, Kampus menggeser kehidupan manusia yang semula klenik oriented percaya kepada takhyul dan kurafat menjadi science oriented merubah manusia untuk lebih logis dan mengedepankan ilmu pengetahuan dalam menjawab persoalan.

Perubahan dan Pencapaian

Tapi kini peradaban manusia kembali berada disimpang jalan. kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong manusia untuk mengeruk sehabis-habisnya Sumber Daya Alam (SDA) hingga mengakibatkan alam menjadi rusak dan tidak bersahabat bagi kehidupan.

Pasang Iklan

Di lain sisi, kapitalisme dan privatisasi merajalela. Sehingga ada banyak manusia dunia yang kini sulit mengakses kesejahteraan. Di Indonesia saja, setiap tahunnya ada 6 juta mahasiswa yang diwisuda dan 50% diantaranya give up merasa tak berguna karena sulitnya mencari kerja dan pengangguran.

kehadiran kampus yang semula dimaksudkan menyelaraskan antara peningkatan sumber daya manusia melalui ilmu dan moral integrity kembali disoal.

Kampus kita seolah timpang. Mereka berhasil menciptakan manusia pintar, tapi disisi lain banyak mereka tidak memiliki empati dan integritas yang baik.

Kita modern disatu sisi tapi individualistis lain sisi. Hilang sudah keakraban kita sebagai makhluk sosial.

Pada momentum inilah kita berkewajiban mendorong agar kampus kembali menjadi pabrikan peradaban. Ia harus hadir ditengah-tengah bangsa dan dunia menjawab persoalan kemanusiaan.

Tidak hanya agar mereka terbebas dari lapar, tapi juga punya integritas dan moral values. Agar tenang dan damai kehidupan dimasa depan.

Pasang Iklan

Bersambung………

Berita Rekomendasi
Pasang Iklan