INTIMNEWS.COM, PALANGKA RAYA – Kepiting bakau, yang dikenal sebagai kepiting lumpur, merupakan makanan laut yang sangat dicari dan berasal dari Kalimantan Tengah, Indonesia. Daerah ini terkenal dengan hutan bakau yang luas, menyediakan habitat optimal bagi spesies ini. Kepiting ini umumnya dipanen dari alam liar dan sangat bernilai karena dagingnya yang manis dan beraroma.
Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Tengah (Dislutkan Provinsi Kalteng) menekankan pentingnya praktik pemanenan berkelanjutan untuk memastikan kelangsungan hidup jangka panjang populasi kepiting dan ekosistem bakau.
“Kepiting bakau, spesies yang tumbuh subur di ekosistem bakau, khususnya di Kalimantan Tengah, dianggap sebagai makanan laut premium karena dagingnya yang lembut dan harum,” kata H. Darliansjah, Kepala Dislutkan Provinsi Kalimantan Tengah, pada Kamis, 25 Juli 2024.
Kepiting ini biasanya ditemukan di hutan bakau, muara sungai, dan daerah pasang surut, dengan kemampuan luar biasa untuk tumbuh subur di lingkungan air payau. Mereka memiliki cangkang keras, capit besar, dan umumnya berwarna hijau tua hingga hitam, yang membantu mereka menyamar di lingkungan alami mereka.
Penangkapan dan komersialisasi kepiting bakau memberikan kontribusi signifikan terhadap mata pencaharian banyak masyarakat lokal di Kalimantan Tengah, dengan sebagian hasil tangkapan sering diekspor ke pasar internasional.
“Hutan mangrove merupakan ekosistem penting yang mendukung keanekaragaman hayati. Menerapkan praktik penangkapan kepiting yang berkelanjutan sangat penting untuk melestarikan ekosistem ini dan mencegah penangkapan berlebihan,” katanya.
Inisiatif konservasi untuk memastikan keberlanjutan populasi kepiting bakau mencakup langkah-langkah seperti mengatur musim penangkapan, memberlakukan batas ukuran, dan menetapkan kawasan lindung di dalam hutan mangrove.
Penulis: Redha
Editor: Andrian