INTIMNEWS.COM, SAMPIT – Salah satu penyebab Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotawaringin Timur (Kotim) kerap terlambat menerima laporan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kotim lantaran data dari satelit tidak real time. Hal tersebut disampaikan Kepala (BPBD) Kotim Rihel, Rabu 24 Agustus 2022.
Menurut Rihel, data dari satelit tidak secara realtime karena harus melalui proses. Apalagi kata dia, satelit juga berputar mengelilingi bumi sehingga perlu sekitar 24 jam untuk tampil hasil data terbarunya.
“Dengan begitu, petugas memang akan selalu terlambat menerima laporan hotspot muncul, maka di lapangan sudah terbakar,” sebutnya.
Sebagai contoh, kata dia, data titik panas (hotspot) terpantau di aplikasi Lapan, ada satu hotspot di Desa Pantai Harapan, Kecamatan Cempaga Hulu. Namun sudah ditangani dan berhasil dipadamkan.
“Berdasarkan data memang ada satu hotspot hari ini tapi hal tersebut sudah ditangani kemarin sore, dan data di satelit belum terupdate,” kata Rihel.
Rihel berharap tahun ini bencana karhutla bisa teratasi karena didukung cuaca yang merupakan kemarau namun diselingi dengan hujan ringan.