INTIMNEWS.COM, PALANGKA RAYA – Hari kedua pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Qur’an dan Hadis (MTQH) XXXII Tingkat Provinsi Kalimantan Tengah berlangsung semarak. Sebanyak 254 peserta tampil di berbagai cabang lomba yang digelar dalam tiga sesi, mulai pagi, siang, hingga malam, Selasa (10/12/2024).
Pada sesi pagi, yang berlangsung pukul 08.00-12.00 WIB, 156 peserta berkompetisi di berbagai cabang lomba. Di antaranya Seni Baca Al Qur’an Golongan Tartil, Golongan Anak-anak, Golongan Qira’at Murattal Remaja, Golongan Mujawwad Remaja, dan beberapa cabang Hafalan Al Qur’an. Lomba-lomba ini digelar di sejumlah venue, seperti Aula Dinas Perhubungan, Aula Inspektorat Provinsi, dan Panggung Utama Halaman Kantor Gubernur Kalteng.
Sesi siang, yang berlangsung pukul 14.00-17.00 WIB, diikuti oleh 88 peserta. Beberapa cabang yang dilombakan termasuk Seni Baca Al Qur’an Golongan Remaja, Hafalan Al Qur’an Golongan 10 Juz, 20 Juz, dan 30 Juz, serta cabang Fahm Al Qur’an dan Syarh Al Qur’an untuk kategori putri.
Ketua Panitia Pelaksana MTQH XXXII, Khairil Anwar, menjelaskan bahwa sesi malam pukul 19.30-23.00 WIB menampilkan sepuluh peserta cabang Seni Baca Al Qur’an Golongan Dewasa di Panggung Utama Halaman Kantor Gubernur Kalteng.
MTQH XXXII tahun ini tidak menerapkan sistem final, kecuali untuk cabang Fahm Al Qur’an dan Karya Tulis Ilmiah Al Qur’an (KTIQ). “Kesepakatan ini dibuat untuk efisiensi anggaran, termasuk pengurangan jumlah dewan hakim di setiap cabang lomba,” ujar Khairil Anwar saat mengunjungi venue lomba.
Dinda Khairatunnisa, salah satu peserta cabang Syarhil Al Qur’an asal Kabupaten Kotawaringin Timur, berharap kontingennya bisa meraih juara setelah gagal di MTQH tahun lalu. “Kami berharap bisa tampil lebih baik dan mendapatkan hasil terbaik,” ujarnya. Ia juga berharap MTQH ini dapat mendorong para peserta untuk lebih giat mensyiarkan nilai-nilai Islam.
MTQH XXXII diikuti oleh 647 peserta dari 14 kabupaten/kota se-Kalteng. Ajang ini diharapkan tidak hanya menjadi kompetisi, tetapi juga memperkuat pembinaan generasi Qur’ani di Kalimantan Tengah sekaligus menjaga tradisi Islam yang mengakar di masyarakat.
**Penulis:** Redha
**Editor:** Andrian