INTIMNEWS, PALANGKA RAYA – Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia (KPw-BI) Provinsi Kalimantan Tengah menggelar Pertemuan Tahunan Bank Indonesia atau PTBI 2022. Kegiatan ini digelar Rabu 30 November 2022 di Ballroom Hotel Swissbell, Kota Palangka Raya.
Dalam kegiatan tersebut, Deputi Kepala Perwakilan KPw-BI Provinsi Kalimantan Tengah, Pramudya Wicaksana menyampaikan acara ini merupakan High Level Event yang dilaksanakan secara rutin pada tiap tahunnya.
“Kami sangat berharap, melalui pertemuan kali ini, kita dapat membahas beberapa hal penting, terkait kondisi ekonomi dan tantangan yang akan dihadapi kedepan, serta pandangan Bank Indonesia terhadap perekonomian ke depan. Kegiatan ini diharapkan menjadi acuan bagi pemerintah daerah,” ujar Deputi Kepala KPw-BI Provinsi Kalimantan Tengah.
Pramudya menyebut, secara global akibat adanya perang dan inflasi juga menjadi suatu tantangan di Kalimantan Tengah ini.
“Guna menghadapi tantangan dimaksud, maka diperlukan adanya kolaborasi dari semua pihak itu menjadi sangat diperlukan, terlebih dari seluruh stakeholder dan pihak yang hadir pada pertemuan hari ini,” ujarnya lagi.
Di sisi lain, melalui sambungan virtual, Kepala KPw-BI Provinsi Kalimantan Tengah, Yura Adalin Djalins mengatakan di tengah kondisi dan tantangan yang akan dihadapi ke depan, maka diperlukan adanya sinergi dan kolaborasi dalam rangka membangun Kalimantan Tengah pada tahun 2023 mendatang.
Yura menyebut sinergitas antar pihak, dalam rangka membangun perekonomian yang berkelanjutan di Kalimantan Tengah, memang menjadi hal yang penting untuk dilakukan bersama. Lebih dalam, Dia juga menjelaskan sejak 28 November 2022 kemaren, jumlah peserta BI-Fast telah bertambah sebanyak 29 Bank, sebagaimana daftar lampiran yang ada. Dimana, salah satunya juga adalah BPD Kalimantan Tengah.
“Sejak diluncurkan 21 Desember 2021, total jumlah peserta BI-FAST kini menjadi 106 peserta, atau mewakili 87 persen dari pangsa sistem pembayaran ritel nasional. Penambahan tersebut merupakan kepesertaan gelombang (batch) kelima,” terangnya.
Dia juga mengatakan tahapan implementasi BI-FAST oleh bank kepada nasabahnya disesuaikan dengan strategi dan rencana bank, dalam mempersiapkan kanal pembayaran.
Perluasan kepesertaan BI-FAST yang terus dilakukan, diharapkan memenuhi kebutuhan masyarakat termasuk stakeholders BI terhadap layanan sistem pembayaran ritel yang CEMUMUAH (Cepat, Mudah, Murah, Aman, Andal).
Pada batch kelima ini, tergabung sebagai peserta antara lain 12 Bank Pembangunan Daerah (BPD), baik konvensional, syariah maupun Unit Usaha Syariah. Bergabungnya 12 BPD tersebut diharapkan dapat memberikan kesempatan yang lebih luas bagi masyarakat terutama di setiap daerah untuk memanfaatkan layanan BI-FAST.
“Selain itu, guna mengefisienkan penyediaan infrastruktur, 16 dari 29 Bank Peserta batch kelima memanfaatkan infrastruktur multitenancy (multi banks one connector).” terangnya lagi.
Sementara itu, mewakili Gubernur Kalimantan Tengah H. Sugianto Sabran, melalui Staf Ahli (sahli) Gubernur Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik Herson B. Aden menyambut baik adanya Pertemuan Tahunan Bank Indonesia tahun 2022 yang diselenggarakan oleh Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah ini.
Herson juga mengatakan di tahun 2022 ini, kondisi ekonomi Kalimantan Tengah tumbuh impresif seiring dengan windfall kenaikan harga komoditas global yang berdampak pada peningkatan permintaan komoditas utama di Kalteng, yaitu batu bara dan Crude Palm Oil (CPO).
“Sampai dengan triwulan III-2022, ekonomi Kalteng sendiri secara kumulatif tumbuh sebesar 7,13 persen, sementara secara tahunan tumbuh sebesar 6,74 persen (year on year). Hal ini dari sisi permintaan utamanya didorong kenaikan ekspor yang signifikan mencapai 19,25 persen (yoy) pada triwulan III 2022,” ucap Herson.
Namun demikian, sambung Herson, inflasi di Kalteng juga turut meningkat seiring dengan kenaikan harga energi global yang berdampak pada kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), tiket pesawat serta harga bahan bakar rumah tangga (LPG), dan tertransmisi kepada kenaikan harga komoditas.
“Pada tahun 2023, capaian inflasi diperkirakan akan membaik dengan penyesuaian kebijakan moneter. Namun demikian, di tengah optimisme ini harus disertai dengan kewaspadaan akan segala tantangan dan ketidakstabilan yang bisa sewaktu-waktu terjadi,” tandasnya.
Sebagai informasi, acara ini juga tersambung secara virtual yang dihadiri oleh Presiden Joko Widodo dan Gubernur BI Perry Warjiyo. Sementara, kegiatan yang berlangsung juga dihadiri secara langsung oleh unsur SOPD, Forkompimda dan stakeholder terkait lainnya. (**)
Editor: Irga Fachreza