INTIMNEWS.COM, PALANGKA RAYA – Pelaksana Tugas Staf Ahli (Sahli) Gubernur Bidang Pemerintahan, Hukum, dan Politik (Pemkumpol), Akhmad Husain meresmikan Festival Tunas Bahasa Ibu Tingkat Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2024 di Swiss-belhotel Danum, Palangka Raya, Kamis, 31 Oktober 2024.
Akhmad Husain menyampaikan bahwa Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah sangat menghargai Pusat Bahasa atas komitmennya yang teguh, kerja keras, dan dedikasinya dalam melestarikan bahasa dan sastra daerah di Kalimantan Tengah, sebagaimana ditegaskan dalam sambutan Sekretaris Daerah.
Ia menekankan pentingnya inisiatif tersebut, terutama mengingat perubahan cepat yang ditimbulkan oleh globalisasi dan digitalisasi. “Program-program yang dilaksanakan oleh Pusat Bahasa menunjukkan tindakan nyata untuk menjaga bahasa daerah, yang merupakan komponen penting dari identitas dan warisan budaya kita,” katanya.
Lebih lanjut, ia mencatat bahwa Festival Tunas Bahasa Ibu tidak hanya berfungsi sebagai wadah untuk merayakan kekayaan bahasa dan sastra daerah, tetapi juga sebagai sarana untuk menumbuhkan kebanggaan dan kecintaan terhadap bahasa ibu di kalangan generasi muda.
“Merupakan aspirasi kita bersama bahwa festival ini dapat menginspirasi dan memotivasi individu, meningkatkan kesadaran masyarakat untuk bersama-sama melestarikan dan menegakkan bahasa daerah di Kalimantan Tengah,” pungkasnya.
Ia berharap agar festival ini dapat menumbuhkan apresiasi yang mendalam terhadap bahasa dan budaya daerah, serta memotivasi generasi muda untuk turut melestarikan warisan budaya Kalimantan Tengah. “Marilah kita bersama-sama memadukan bahasa ibu kita dalam kehidupan sehari-hari, agar jati diri dan warisan budaya kita tetap lestari dan terjaga,” tambahnya.
Selain itu, Imam Budi Utomo, Kepala Pusat Pengembangan dan Perlindungan Bahasa dan Sastra, menegaskan bahwa program Revitalisasi Bahasa Daerah tidak hanya bertujuan untuk melestarikan tetapi juga meningkatkan bahasa daerah Kalimantan Tengah.
“Program Revitalisasi ini kami laksanakan mengingat dari 8.000 bahasa yang digunakan di dunia, 200 bahasa daerah mengalami kepunahan setiap tahunnya. Hilangnya bahasa-bahasa ini menjadi masalah yang mendesak, tidak hanya bagi Indonesia, tetapi juga bagi seluruh dunia,” ungkapnya.
Terkait hal tersebut, Muhammad Muis, Kepala Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah, menyebutkan bahwa Badan Bahasa dan Pengembangan belum lama ini menyelenggarakan Revitalisasi Bahasa Daerah yang diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI pada tahun 2022. “Saat ini, terdapat 718 bahasa daerah di Indonesia yang telah disahkan, dengan 428 bahasa di antaranya berada di Papua, termasuk 105 bahasa di Papua Barat,” jelasnya.
Penulis: Redha
Editor: Andrian