INTIMNEWS.COM, PANGKALAN BUN – Sudah hampir seminggu banjir masih merendam wilayah Kecamatan Arut Utara (Aruta), Kabupaten Kotawaringin Barat, Selasa (5/7/2022).
Meski hampir sepekan terendam banjir, warga setempat belum mendapat bantuan sedikit pun dari pemerintah daerah. Seperti yang diungkapkan Perangkat Desa kepada wartawan.
Hingga saat ini bantuan yang dibutuhkan warga terdampak banjir tak kunjung datang.
Sekretaris Camat Aruta Ricardo F Siregar mengatakan, debit air Sungai Arut sudah mengalami penurunan 5 cm, namun banjir masih merendam 591 rumah di desa/kelurahan yang ada di wilayah Aruta. “Banjir paling parah terjadi di Kelurahan Pangkut,” katanya.
“Banjir di wilayah Aruta belum surut. Bahkan, debit air pagi ini, Senin (4/7/2022), mengalami kenaikan 2 cm. Banjir yang paling parah terjadi di 5 RT di Kelurahan Pangkut, dengan jumlah kepala keluarga terdampak sebanyak 126 atau 526 jiwa,” sambung Ricardo menjelaskan.
Menurutnya, pihak Kecamatan Aruta telah melayangkan surat, baik ke Pemerintah Daerah dan pihak perusahaan, mengenai data warga yang terdampak banjir, termasuk apa yang dibutuhkan warga saat ini.
Selain itu, kata Ricardo, berdasarkan laporan dari Puskesmas Aruta, hingga saat ini belum ada warga yang datang berobat, mengeluhkan penyakit akibat banjir, seperti diare maupun gatal-gatal.
Meski demikian, pihak Puskesmas dan Pustu selalu aktif memberikan imbauan kepada warga yang terdampak banjir, agar tetap memerhatikan kebersihan lingkungan masing-masing.
Sementara itu, salah satu tokoh masyarakat Desa Nanga Moa, Kecamatan Aruta, Masdar menjelaskan, hingga saat ini desanya masih dikepung banjir.
“Ketinggian air mencapai 1 meter. Saat ini 50 KK masih bertahan di rumahnya masing-masing,” kata Misdar.
Banjir di Desa Nanga Moa bukan saja merendam permukiman dan jalan utama desa, tetapi merendam fasilitasi umum lainnya, seperti TPA (Taman Pendidikan Alquran).
“Saat ini ketinggian air mencapai 1 meter, namun belum ada warga yang mengungsi. Agar bisa beraktivitas, warga mendirikan panggung di dalam rumah,” terang Masdar.
Ia juga mengatakan, saat ini belum ada bantuan yang masuk, baik dari Pemerintah Daerah maupun pihak perusahaan. Padahal, warga yang terdampak banjir sangat membutuhkan bantuan, seperti sembako dan air bersih, mengingat sumur milik warga banyak terendam banjir.
Sementara Kepala Desa Sukarame Tengau mengatakan, hampir satu minggu ini 70 KK di Desa Sukarame tidak bisa berbuat apa-apa karena jalan utama menuju Desa Sukarame terendam banjir 1 meter.
“Kami tidak bisa ke mana-mana, baik ke kecamatan maupun desa lainnya, karena jalan putus terendam banjir. Saat ini warga kami hanya bisa pasrah menunggu air surut. Mengenai bantuan, baik dari Pemerintah Daerah maupun perusahan, belum ada kami terima,” pungkasnya.
Penulis: Yusro
Editor: Andrian