INTIMNEWS.COM, PALANGKA RAYA – Kehadiran Perusahaan Besar Swasta (PBS) tentunya mempunyai dua sisi bagi suatu daerah. Sisi positifnya bagi PBS yang benar-benar memperhatikan aspek yang berkaitan dengan lingkungan dan keberadaan masyarakat sekitar tentunya akan jadi nilai tambah.
Akan tetapi sisi lainnya jika ada PBS yang tidak memperhatikan aspek lingkungan dan masyarakat sekitar, tentunya hal tersebut dapat menjadi potensi munculnya masalah-masalah baru di kemudian hari.
Terkait dengan hal tersebut Wakil Ketua Komisi II DPRD Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) yang membidangi Perekonomian dan Sumber Daya Alam, Henry M.Yoseph mendorong Pemerintah mengevaluasi semua perizinan yang diberikan kepada perusahaan besar swasta (PBS).
“Menyikapi kondisi banjir yang terjadi saat ini di Kalteng. Pemerintah pusat dan daerah harus mengevaluasi kembali pemberian ijin bagi PBS. Utamanya perizinan yang baru baik Sawit, Batu-Bara dan Kayu. Atau stop dulu sementara ini untuk pemberian izin baru,” ucap anggota DPRD Provinsi Kalteng dari partai Nasdem tersebut pada Senin, 22 November 2021.
Dia menambahkan bahwa evaluasi terhadap semua perizinan wajib dilakukan bagi PBS yang ada di bagian hulu. Karena dia menilai pemberian perijinan PBS khususnya di bagian hulu harus benar-benar dilakukan dengan cermat dan sangat ketat. Karena kalau tidak maka akan semakin berdampak besar dan serius kedepannya.
Dia juga mengharapkan semua aktivitas perusahaan dan masyarakat yang di nilai berdampak bagi lingkungan agar menjadi perhatian bersama, guna mencari solusi kedepannya. Selain itu dia juga mengingatkan pemerintah pusat dan daerah agar sangat selektif mengeluarkan perizinan.
“Sehingga analisis dampak lingkungan (Amdal) harus benar-benar dilakukan secara cermat,” ucap legislator DPRD Provinsi Kalteng dari Dapil IV (Barsel, Bartim, Barut dan Murung Raya) tersebut.
Selain itu pihaknya juga mendorong agar pemerintah melalui dinas terkait melakukan reboisasi lahan gundul dan reklamasi lahan bekas tambang batu-bara dan lainya. Dalam rangka untuk memulihkan ekosistem alam, dimulai dari bagian hulu. Sebab selama ini bagian hilir yang dominan merasakan dampak ketika ada bencana, seperti banjir.