INTIMNEWS.COM, PANGKALAN BUN – Sebagian besar masyarakat di Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), pasti beranggapan pohon sawit yang sudah berumur 25 tahun tidak produktif. Apalagi pohon tersebut sudah ditebang, dapat dipastikan menjadi limbah.
“Masyarakat beranggapan seperti itu, karena selama ini belum pernah ada orang atau kelompok masyarakat di daerah ini yang memanfaatkan tanaman yang tidak produktif lagi dan menjadi limbah tersebut menjadi produk yang bermanfaat,” kata Kepala DPMD Kobar Yudhi Hudaya, saat memberikan sambutan pelatihan di desa Pangkalan Satu Kecamatan Kumai, Jumat (2/9/2022), siang.
Anggapan masyarakat tersebut justru tidak sesederhana itu, karena pohon kelapa sawit yang awalnya memiliki hasil utama tandan buah segar (TBS) kelapa sawit ternyata pohon tersebut masih memiliki hasil akhir, yakni air nira yang bisa diolah menjadi gula merah.
“Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD), mencoba membuat terobosan baru memanfaatkan limbah pohon kelapa sawit, dengan memanfaatkan nira sawit untuk dibuat gula merah,” terang Yudhi Hudaya.
Sebagai langkah awal, DPMD Kobar menggandeng PT. Unilever dengan kelompok tani yang tergabung dalam Koperasi Tani Bahagia, Desa Pangkalan Satu, Kecamatan Kumai, sebagai pilot project untuk pelatihan membuat gula merah sawit.
“Pelatihan pembuatan gula merah ini, secara resmi dimulai hari ini, dan berlangsung 2 hari pada Jumat, (2/9/202) sampai Sabtu (3/9/2022), dan diikuti oleh seluruh Kades, perwakilan Kades serta petani se Kobar,” terang Yudhi Hudaya.
“Jadi, kita akan buat Pilot Project pembuatan gula sawit di sini (Desa Pangkalan Satu) yang merupakan pertama di Kobar dan di Kalimantan Tengah. Sehingga, proses pelatihan nanti terpusat disini,” sambungnya.
Ia menjelaskan, bahwa pelatihan ini merupakan hasil kunjungan kerja DPMD bersama kades – kades di Kobar ke Lampung beberapa waktu lalu. Salah satunya melihat potensi lain yang bisa digali dari tanaman sawit, dan ternyata bisa diolah menjadi gula merah.
Untuk bahan kelapa sawit yang bisa diolah menjadi gula merah ini adalah bagian batang atau pohon sawit yang sudah tidak produktif, khsusunya yang di replanting, kemudian diambil nirannya.
“Jadi yang kita manfaatkan limbah pohon sawit yang di replanting, kemudian diambil niranya, sebagai bahan untuk dibuat gula merah,” tuturnya.
Melihat potensi yang ada di Kobar, karena ribuan kebun sawit sawit yang masuk usia replanting. DPMD memberikan peluang nilai ekonomis bagi petani yang pohon sawitnya akan di repalnting, dengan menggandeng PT. Unilever, selaku perusahaan yang siap membeli produk gula merah tersebut.
“Kami ingin memberikan tambahan nilai ekonomi yang real untuk masyarakat, jadi bukan hanya rencana saja. Karena kita melihat kebutuhan bahan baku gula merah untuk Unilever ini sangat tinggi, sehingga berapapun yang dihasilkan pasti akan dibeli. Makanya kami datangkan langsung pihak Unilever untuk melihat kandungan niranya, kemudian proses pembuatan dan juga kontrak kerjasamanya,” jelasnya.
Yudhi berharap, pilot project yang digagasnya tersebut menjadi triger untuk masyarakat khususnya petani sawit, agar dapat belajar dan mengambil peluang bagus terkait pembuatan gula merah sawit.
“Mudah – mudahan ini menjadi pemicu peningkatan ekonomi dan muarannya adalah kesejahteraan masyarakat,” tandasnya.
Sementara itu, Febri Setiawan perwakilan Area Unilever dari Inti Sari Bumi Makmur (ISBM), menyebutkan bahwa beberapa hari yang lalu pihaknya mendapatkan informasi dari Yudhi Hudaya (Kadis DPMD Kobar), bahwa di Kotawaringin Barat tepatnya di desa Pangkalan Satu mau ada replanting, dan ini kita manfaatkan limbahnya.
Sementara masih banyak masyarakat yang belum mengetahui hal ini. Dan rencana kerja sama ini untuk mendorong percepatan produksi gula merah kelapa sawit berkelanjutan. Melalui kemitraan tersebut, diharapkan para petani kelapa sawit dapat meningkatkan, dan memperbaiki tingkat kesejahteraan mereka.
Sebagai bagian dari kemitraan ini, DPMD Kobar akan berperan memberikan akses bagi Unilever. Unilever akan memberikan pembinaan, pendanaan, dan pendampingan teknis yang berkelanjutan.
“Dukungan ini diharapkan dapat memastikan bahwa para petani berada pada posisi yang lebih baik seraya meningkatkan kemampuan mereka untuk memproduksi gula merah kelapa sawit,” kata Febri.
Febri mengungkapkan, ambisi Unilever adalah memasyarakatkan gula merah kelapa sawit berkelanjutan dengan terlibat dalam berbagai kemitraan untuk membantu petani meningkatkan hasil mereka.
“Kami percaya, bahwa tujuan kemitraan ini akan membawa dampak positif bagi wilayah Kobar, dan ini baru pertama di Kalimantan Tengah baik dari sosial dan ekonomi. Hal inilah yang menjadikan kemitraan istimewa,” pungkasnya.
Penulis: Yusro
Editor: Andrian