INTIMNEWS.COM, ATAMBUA – Pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Gabriel Manek Atambua diduga seolah-olah mengcovidkan pasien yang datang di RSUD. Salah satu pasien yang dicovidkan sesalkan pelayanan dokter dan bidan yang awalnya menolak rapid tes ulang.
“Saya kecapaian dan drop, setelah itu saya minta kaka antar saya ke rumah sakit untuk tensi darah karena riwayat keluarga darah tinggi, kemudian sampai rumah sakit lewat pos skrining atau tes suhu, kami disarankan lewat lab untuk lakukan swab,” kata salah satu pasien yang saat itu terkonfirmasi positif Covid-19 Theodorus Ukat, Senin 07/03/2022.
Selain itu Theodorus kepada awak media mengatakan, ketika masih di ruang skrining ada pernyataan dari beberapa bidan di situ yang mengarah kepada pasien malam itu. Dikatakan jika sekarang swab maka hasilnya positif.
“Pasien diberikan kewenangan untuk membuat keputusan sendiri, boleh isolasi dirumah sakit atau di rumah selama lima hari,” tutur Theodorus.
Lanjutnya, kemudian ia menuju ke laboratorium untuk swab. “Sampai di swab itu, dan saya tahu hasilnya pasti kita semua covid. Ternyata hasilnya keluar, kami semua covid. Beberapa pasien yang malam itu masuk sekitar 6 orang, semua covid,” ujarnya.
“Kami dianjurkan ke ruang belakang IGD khusus covid, tapi herannya begini, ketika kasih masukan kami ke ruangan covid itu petugas yang disitu tidak mengunakan APD lengkap,” sambungnya.
Dirinya juga menambahkan, dokter dan bidan yang memeriksa tidak mengunakan sarung tangan dan APD lengkap juga. “Kadang-kadang omong dengan kami juga maskernya kasih turun,” ungkapnya.
“Setelah saya mendapatkan perawatan dan tensi di situ, saya darah tinggi atau hipertensi, terus suruh saya baring-baring, dokter datang lagi periksa, kalau covid kenapa periksa di dada dan perut, sesudah itu saya disuruh ke ruangan ronsen,” ujarnya.
Setelah ronsen, ia dikasih obat hipertensi 2 jenis dengan segala macam vitamin. Lalu mereka disuruh lagi untuk minum 2 jenis obat, satunya berupa pil dan satunya lagi berupa bubuk.
“Setelah setengah jam berbaring, kemudian datang tensi lagi, saya diperbolehkan pulang ke rumah, terus saya pergi mau ambil hasil swab malam itu untuk kepentingan izin ke kantor,” cerita Theodorus.
“Kemudian saya sempat diskusi dengan dokter, kira-kira kapan saya diswab lagi, jawaban dokter tidak perlu swab, saya bilang kenapa tidak perlu diswab? karena untuk memastikan lagi ada atau tidak kita harus tes ulang, terus mereka bilang tidak bisa tes lagi, saya bilang alasannya apa? Jawaban dokter setelah 14 hari virusnya akan mati,” bebernya.
Iamenduga pihak rumah sakit seolah-olah mengcovidkan pasien yang datang di RSUD. Ia mempertanyakan ruangan IGD Covid yang bebas dikunjungi orang. “Mereka yang terima kita juga tidak pake APD lengkap,” tukasnya.
Hingga berita ini diturunkan belum ada penjelasan dan keterangan dari direktur RSUD Gabriel Manek Atambua.
Editor: Andrian