INTIMNEWS.COM, PALANGKA RAYA – Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah melalui Dinas Perpustakaan dan Arsip (Dispursip) terus menggalakkan peningkatan literasi masyarakat sebagai upaya mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Salah satu inisiatif terkini adalah pelaksanaan rangkaian kegiatan *Inkubator Literasi Pustaka Nasional* (ILPN) Tahun 2024, yang bertema *Cintai Tradisi, Bangun Literasi: Kearifan Lokal Dayak untuk Warisan Masa Depan*.
Plh. Kepala Dispursip Kalteng, Arthur Mukkun, secara resmi membuka acara *Workshop Menulis Esai* yang digelar di ruang pertemuan kantor Dispursip Kalteng, Palangka Raya, Selasa (5/11/2024). Dalam sambutannya, Arthur menekankan pentingnya literasi untuk meningkatkan minat baca dan melestarikan budaya lokal.
“Kegiatan ini sangat bermanfaat untuk mengeksplorasi kekayaan budaya lokal, khususnya cerita rakyat Dayak, serta mendorong gemar membaca di Kalimantan Tengah. Literasi bukan hanya tentang membaca buku, tetapi juga bagaimana mengolah informasi dan pengetahuan menjadi kecakapan hidup,” ujar Arthur.
Arthur juga menjelaskan bahwa Dispursip Kalteng telah memulai program penulisan sejarah Dayak, seperti mengubah cerita di balik tarian tradisional menjadi buku yang akan diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. “Kami berharap, ini dapat menjadi referensi untuk turis dan peneliti internasional, sehingga warisan budaya kita dikenal luas,” tambahnya.
Workshop yang berlangsung ini diikuti oleh 15 besar finalis lomba menulis esai, bagian dari rangkaian ILPN. Pemimpin Redaksi Perpusnas Press, Edi Wiyono, yang hadir secara daring, mengapresiasi kolaborasi Dispursip Kalteng dengan Perpusnas RI.
“Harapan kami, peserta dapat mengeksplorasi nilai-nilai kearifan lokal Dayak dalam karya mereka. Literasi yang diwujudkan melalui tulisan akan menjadi bagian dari pelestarian budaya,” ujar Edi.
Edi juga menyampaikan, 15 finalis akan mendapatkan pendampingan intensif untuk menyempurnakan karya mereka. Tiga penulis terbaik akan mendapat apresiasi khusus, sementara seluruh finalis akan menerima buku cetak hasil karya mereka.
Arthur mengungkapkan bahwa survei terbaru menunjukkan peningkatan nilai *Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat* (IPLM) dan *Tingkat Gemar Membaca* (TGM) di Kalimantan Tengah. Ia berharap, program-program literasi seperti ILPN dapat terus mendorong masyarakat untuk aktif membaca buku fisik maupun digital.
“Kegiatan ini tidak hanya kompetisi, tetapi juga bertujuan menggerakkan rekan-rekan penulis untuk menularkan ilmu kepada masyarakat luas,” pungkas Arthur.
Acara ini diharapkan dapat mendorong semangat literasi sekaligus melestarikan budaya lokal Kalimantan Tengah, menjadikan kearifan lokal Dayak sebagai warisan masa depan.
REDHA