INTIMNEWS.COM, KAPUAS – Kulit kerang dan sisik ikan selama ini dianggap sebagai limbah yang tidak dapat dimanfaatkan, namun melalui pengolahan yang tepat, limbah ini dapat menjadi sumber penghasilan keluarga. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Bidang Kelautan dan Pesisir, Zur Rawdoh, saat menutup Pelatihan Pengolahan Kerajinan Tangan dari Kulit Kerang dan Sisik Ikan yang digelar oleh Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislutkan) Provinsi Kalimantan Tengah di Desa Beranggau, Kecamatan Kapuas Kuala, Jumat (1/11/2024).
“Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam mengolah limbah perikanan menjadi produk yang bernilai jual tinggi,” ungkap Zur.
Zur menjelaskan bahwa pelatihan ini juga ditujukan untuk memberdayakan masyarakat pesisir, khususnya istri nelayan, agar memiliki keterampilan yang dapat membantu meningkatkan perekonomian keluarga.
Pelatihan yang berlangsung sejak 30 Oktober 2024 ini menghadirkan narasumber Siswanto dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi D.I. Yogyakarta, serta Wiwik Kristianti, pengrajin dari Rembang. Para narasumber mengajarkan cara mengolah limbah kulit kerang dan sisik ikan menjadi berbagai produk seperti anting, kalung, gelang, hingga lampu hias.
Pelatihan ini melibatkan 40 peserta dari sejumlah desa di Kecamatan Kapuas Kuala, seperti Desa Beranggau, Desa Palampai, Desa Batanjung, Desa Lupak Dalam, Desa Lupak Timur, Desa Pematang, dan Desa Pematang Sambas. Kepala Desa Beranggau, Suriadi, menyampaikan apresiasinya atas terpilihnya desanya sebagai lokasi pelatihan.
“Kami bersyukur Desa Beranggau dipilih sebagai lokasi pelatihan yang sangat bermanfaat, terutama bagi ibu-ibu nelayan. Kami berharap kegiatan seperti ini dapat terus berlanjut dengan pelatihan lainnya,” ujar Suriadi.
Kepala Dislutkan Provinsi Kalteng, H. Darliansjah, menyampaikan bahwa pelatihan ini adalah bagian dari upaya pemerintah untuk memberdayakan masyarakat pesisir.
“Melalui pelatihan ini, kami berharap para ibu-ibu nelayan dapat mengolah limbah perikanan seperti kulit kerang dan sisik ikan menjadi produk bernilai ekonomi, sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan keluarga mereka,” kata Darliansjah.
Produk kerajinan yang dihasilkan dari pelatihan ini rencananya akan diikutsertakan dalam pameran produk kerajinan di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) pada 8 November 2024 mendatang, sebagai bagian dari promosi hasil kreativitas masyarakat pesisir Kalimantan Tengah.
Pelatihan ini menjadi langkah nyata dalam meningkatkan keterampilan dan perekonomian masyarakat pesisir, sekaligus mendukung program keberlanjutan lingkungan melalui pemanfaatan limbah perikanan.
**Penulis:** Redha
**Editor:** Andrian