INTIMNEWS.COM,SAMPIT – Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kotawaringin Timur (Kotim) Rody Kamislam, memaparkan sejumlah kendala dan rencana pengembangan Bandara H Asan Sampit kepada anggota DPRD Kalimantan Tengah (Kalteng) yang melakukan kunjungan kerja, Senin 23 Desember 2024.
Rody menyebutkan perluasan total yang dibutuhkan mencapai 121 hektare, namun baru tersedia 44 hektare. Artinya, masih diperlukan 77 hektare lagi untuk melengkapi berbagai fasilitas, seperti terminal apron, terminal penumpang, dan relokasi gedung pemadam kebakaran.
“Untuk tahun ini, pembebasan lahan seluas 5 hektare sedang dilakukan guna mendukung perpanjangan landasan pacu. Bandara memerlukan pelebaran landasan dari 30 meter menjadi 45 meter, dan perpanjangan panjang landasan dari 2.060 meter menjadi 2.200 meter,” tambahnya.
Rody juga menyampaikan bahwa terminal penumpang direncanakan akan dipindahkan ke bagian utara. Perpanjangan dan pelebaran dilakukan agar pesawat berbadan besar dapat mendarat seperti jenis Airbus 320.
“Kita harus memiliki landasan pacu yang memenuhi standar, apron untuk parkir pesawat, dan fasilitas pendukung lainnya,” katanya.
la optimistis jika pengembangan ini terealisasi, maskapai besar akan tertarik beroperasi di Bandara H Asan tanpa perlu diundang.
“Dengan fasilitas yang memadai, bandara ini akan menjadi pilihan strategis untuk maskapai, sehingga jumlah penerbangan dan penumpang akan meningkat signifikan,” tegasnya.
Rody menyampaikan kunjungan tersebut bertujuan untuk mengetahui sejauh mana progres pengembangan bandara yang mana pembebasan lahan masih berproses di Dinas Cipta Karya.
Salah satu masukan penting yang disampaikan adalah kemungkinan relokasi bandara ke lokasi baru yang bebas dari pemukiman masyarakat.
“Relokasi ini bisa menjadi pertimbangan jika kendala pembebasan lahan di lokasi saat ini terus berlanjut. Dengan begitu, pengembangan bandara dapat berjalan lebih lancar,” jelas Rody.
Kunjungan kerja DPRD Kalteng ini diharapkan dapat mendorong percepatan pengembangan Bandara H Asan sebagai salah satu infrastruktur penting di Kotim, sekaligus meningkatkan konektivitas udara di wilayah Kalteng.