INTIMNEWS.COM, PANGKALAN BUN – Pengembangan desa wisata merupakan salah satu bentuk percepatan pembangunan desa secara terpadu untuk mendorong transformasi sosial, budaya, dan ekonomi desa.
“Oleh karena itu, tidak mengherankan jika hampir semua desa di Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) ingin mengembangkan sektor ini,” kata Plt Kepala Dinas Pariwisata Kobar, Edie Faganti, Jumat, (2/2/2024).
Menurut Edie Faganti, dalam pengembangan desa wisata ini diperlukan kesiapan sumber daya manusia agar mereka tidak menjadi penonton di rumah sendiri.
Oleh karena itu, tiap desa perlu mencermati potensi yang dimiliki untuk diangkat dan dikembangkan agar memberikan nilai tambah serta menghasilkan produktivitas yang tinggi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
Harus diakui upaya pendayagunaan lokal salah satunya dapat dilakukan melalui sektor kepariwisataan. Target utamanya adalah mendorong kesejahteraan warga.
“Sektor pariwisata sampai dengan hari ini masih dipercaya sebagai katup penyelamat bagi sebagian wilayah yang memiliki sumber daya pariwisata,” ujar Edie Faganti.
Melihat sebentar kebelakang, kata dia, maka berbicara soal desa wisata atau pariwisata perdesaan tidak lepas dari isu kondisi kemiskinan masyarakat.
Kondisi ini lanjut Edie menjadi salah satu target poin dari pemerintah daerah melalui Dinas Pariwisata agar derap pembangunan pariwisata di Kobar tidak hanya dirasakan oleh segelintir orang tetapi banyak orang.
Desa yang dinilai bisa menjadi kendaraan untuk bisa dipergunakan menghasilkan profit melalui Badan Usaha Milik Desa.
Berbicara secara tidak langsung soal desa wisata, kata Edie Faganti, suka tidak suka mau tidak mau akan ada unsur politik lokal. Oleh karenanya mengurus desa wisata dinilainya lebih sulit.
Desa Wisata kepalanya banyak. Untuk itu segala keinginan harus disesuaikan harus disepakati bersama. Ada aturan-aturan di situ,” terangnya.
Hal inilah yang harus diyakinkan bahwa hampir semua desa wisata basisnya adalah agro baik peternakan, pertanian, dan perikanan.
Sebagai masyarakat desa yang berdaya, dirinya berharap masyarakat desa wisata mampu merespons secara positif menyiapkan diri dan menyiapkan perubahan perilaku yang ada.
Diharapkan masyarakat di desa wisata berperan menjadi tuan rumah yang baik.
Segala aktifitas masyarakat bagi yang baru belajar desa wisata diharapkan selalu mengarah pada pokok sasaran Sapta Pesona. Bagaimana isu-isu strategis yang masih menjadi hambatan bisa untuk sarana mengembangkan dirinya.
“Karena bagaimanapun desa wisata itu sebenarnya pada intinya menawarkan pengalaman dan bukan sekedar menjual tiket,” pungkasnya.
Penulis: Yusro
Editor: Andrian