INTIMNEWS.COM, NANGA PINOH – Desa Kebebu yang terletak di Kecamatan Nanga Pinoh, Kabupaten Melawi ini memiliki sumber daya manusia yang sangat kreatif. Keinginan masyarakat setempat untuk selalu menjaga kelestarian lokal sangatlah besar.
Semangat masyarakat tersebut terus membara untuk berkarya, karena selalu mendapatkan dukungan dari pemerintah desanya.
Kini mereka membuat kelompok untuk budidayakan ikan lokal. Dusun Sebaju membuat kelompok bernama Pokdakan Ngogak Elah (mencari celah) sedangkan dari Dusun Kebebu kelompoknya bernama Pokdakan Banyak Kengonak (banyak yang didapat).
Dua kelompok ini akan membudidayakan ikan Kaloi, Lele lokal dan Gabus lokal. Ilmu yang didapatkan dari pelatihan yang diselenggarakan oleh Suar Institute pada akhir maret 2022 lalu di laman Bepaham, Nanga Kebebu. Ilmu tersebut langsung diaplikasikannya di lapangan.
Saat tim Suar Institute melakukan kegiatan Monitoring dan Evaluasi (Monev) di dua Kelompok yang berbeda lokasi tersebut pada Rabu, (11/5/2022). Mereka mendapat sambutan sangat luar biasa dari perangkat desa, yang dihadiri langsung oleh Sekretaris Desa Kebebu, Siyondi.
“Selamat datang, dan mohon maaf lahir batin. Karena ini masih bulan Syawal, saya secara pribadi dan mewakili masyarakat Desa Kebebu mengucapkan Mohon maaf lahir batin dan terimakasih kepada tim Suar Institute yang tidak bosan-bosannya untuk mendampingi masyarakat kami,” ungkap Siyondi.
Direktur Suar Institute, Sukartaji pun juga mengucapkan mohon maaf lahir batin dan sekaligus meminta izin untuk melihat kolam masyarakat yang ikut pelatihan Budidaya Ikan air tawar lokal tersebut.
Pertama, tim Suar Institute melihat kolam bioflok di lokasi rumah warga di Dusun Kebebu. Melihat perkembangan hasil budidaya ikan, dan ditambah lagi mendapatkan penjelasan dari anggota kelompok membuat tim Suar Institute yakin akan kesuksesan budidaya ikan tersebut.
“Semenjak dimasukkan ke kolam sebulan lalu, besarnya sekarang sudah dua jari,” kata Yusli, anggota kelompok Pokdakan Banyak Kengonak.
Bagian Program Officer ESD LTC Suar Institute, Apriliansyah dan juga penanggung jawab kegiatan Monev, menyampaikan bahwa dalam waktu 6 bulan, ikan sudah layak untuk di konsumsi dan pasarkan.
Selanjutnya, tim Suar Institute berkunjung di kolam yang terletak di rumah Karim, warga Kebebu yang memiliki kolam seluas ladang.
Diketahui, Karim ini sudah menggeluti puluhan tahun dunia perikanan. Tim Suar Institute terus menggali pengalaman dan ilmu yang dimilikinya.
“Saya siap menjadi penyuplai bibit ikan gabus. Saat ini sudah ada sekitar 5 ribu bibit, di dalam aquarium ada 2 ribu dan sisanya di kolam belakang,” kata Karim.
Salah satu kelemahan dari para petani maupun peternak adalah target pasar untuk menjual hasil peliharaan mereka tersebut. ” Cuman sekarang tinggal bagaimana kawan-kawan Suar Institute untuk menyiapkan kami target pasar,” tegas Karim.
Sukartaji pun langsung menanggapi kegelisahan yang dihadapi para pembudidaya ikan air tawar lokal tersebut dengan memberikan sebuah solusi.
“Saya akan bantu komunikasikan kepada Lembaga Alam Kaya. Karena lembaga ini sedang membangun satu hektar kolam untuk budidaya ikan gabus, otomatis mereka pasti membutuhkan bibit ikan tersebut,” pungkasnya.
Penulis: Syarif/Laman Inspirasi
Editor: Andrian