INTIMNEWS.COM, PANGKALAN BUN – Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di Kotawaringin Barat semakin memburuk. Asap tebal menyelimuti wilayah ini, menyebabkan penurunan kualitas udara yang signifikan. Berbagai partikel berbahaya dari kebakaran, termasuk partikel halus (PM2.5 dan PM10), terdeteksi di udara, membawa ancaman serius bagi kesehatan masyarakat.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kotawaringin Barat, Achmad Rois, menyampaikan kekhawatirannya tentang dampak kesehatan yang mungkin timbul akibat karhutla ini. “Penurunan kualitas udara di lokasi kebakaran yang ditandai dengan adanya berbagai macam ukuran partikel di udara akibat kebakaran mempunyai dampak bagi kesehatan masyarakat. Gangguan kesehatan yang biasa muncul adalah yang terkait dengan saluran pernapasan,” ujar Achmad Rois.
Menurut Achmad Rois, paparan jangka pendek dan jangka panjang terhadap asap karhutla dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk iritasi mata dan tenggorokan, batuk, serta memburuknya kondisi penyakit pernapasan kronis seperti asma dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Selain itu, peningkatan risiko infeksi saluran pernapasan juga menjadi perhatian utama.
Kelompok masyarakat rentan, seperti lansia, anak-anak, bayi, ibu hamil, serta penderita penyakit kronis, sangat rentan terhadap penurunan kualitas udara. “Mereka yang memiliki penyakit pernapasan kronis atau kondisi kesehatan lain yang membuat mereka lebih sensitif terhadap polusi udara harus sangat berhati-hati. Kita harus memberikan perhatian khusus kepada kelompok-kelompok rentan ini untuk menghindari dampak yang lebih serius,” tambah Achmad Rois, Jumat (26/7/2024).
Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat telah mengambil langkah-langkah untuk menangani situasi darurat ini. Tim Pemadam Kebakaran dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bekerja siang dan malam untuk memadamkan api. Masyarakat juga diimbau untuk tidak melakukan aktivitas pembakaran lahan yang dapat memperparah kondisi.
Dalam upaya mencegah dampak lebih lanjut pada kesehatan masyarakat, Dinas Kesehatan Kabupaten Kotawaringin Barat juga telah mendistribusikan masker N95 dan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang cara melindungi diri dari paparan asap. “Kami mengimbau masyarakat untuk tetap berada di dalam rumah, menutup jendela dan pintu, serta menggunakan masker saat harus keluar rumah,” jelas Achmad Rois.
Meskipun situasi saat ini sangat memprihatinkan, Achmad Rois berharap bahwa dengan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat, dampak negatif dari karhutla ini dapat diminimalkan. “Kita semua harus bersatu dalam menghadapi bencana ini. Dengan kerja sama yang baik, kita dapat melindungi kesehatan masyarakat dan lingkungan kita,” tutupnya.
Kebakaran hutan dan lahan di Kotawaringin Barat adalah pengingat bagi kita semua tentang pentingnya menjaga lingkungan dan mencegah praktik-praktik yang dapat membahayakan. Semoga langkah-langkah yang diambil saat ini dapat membantu mengatasi krisis ini dan membawa kita menuju masa depan yang lebih sehat dan aman.
Penulis: Yusro
Editor: Andrian