INTIMNEWS.COM, PALANGKA RAYA – Badan Urusan Logistik (Bulog) Kalimantan Tengah (Kalteng) menyiapkan 3000 ton beras dan puluhan ton daging sebagai stok lebaran 2024. Hal tersebut disampaikan Kepala Kantor Wilayah Bulog Kalteng, Budi Cahyanto.
Budi mengatakan di Bulog stok beras masih ada 3.000 ton di km. 3 dan km.7 Jalan Tjilik Riwut Palangka Raya. Beras tersebut campuran SPHP dengan harga Rp. 11.500 per kilo dan beras komersil yang disediakan untuk masyarakat yakni jenis pulen dan karau.
“Kemudian ini kami siapkan untuk kebutuhan sampai akhir lebaran, dan dengan stok 3 ribu ton ini insya Allah kuat. Kalaupun kemudian ketika sudah memasuki bulan puasa berjalan sepekan dan kita melihat diperlukan penambahan stok, maka kita akan tambah pasokannya dari Kalimantan Selatan atau dari Jawa Timur,” ungkap Budi, Selasa 5 Maret 2024.
Ia melanjutkan untuk minyak goreng pihaknya sedang menunggu tambahan stok sebanyak 400 ribu liter.
“Kita berharap mudah-mudahan bisa datang di sekitar dua mingguan lagi. Kalau untuk stok yang tersedia sekarang itu memang tidak terlalu banyak hanya 2000 liter,” kata Budi.
Kemudian, ia menambahkan untuk gula pasir stoknya kita ada 70 ton dan kita bisa tambah setiap saat kalau dibutuhkan.
“Jadi secara umum Bulog memiliki stok beras, gula, minyak dan kemudian nanti ada daging kerbau yang stoknya di kantor sebanyak 40 ton. Dan ada daging sapi juga sebanyak 30 ton dan daging ayam juga sebanyak 20 ton semuanya dalam keadaan beku,” ujarnya.
Jadi secara hitung-hitungan yang dilakukan oleh pihaknya kata Budi adalah pihaknya selalu membuat stok itu bisa sampai sekitar 2 bulan. Kita contokan misalnya di Palangka Raya dan Katingan ini penduduknya sekitar 350 ribu jiwa kalau kebutuhan per kapitanya kebutuhan beras 80 kilo per tahun jadi sekitar 250 ribu ton per bulan jadi kita punya stok 3000 ton jadi kurang lebih kita bisa memenuhi pasokannya. Paling tidak membantu pasokannya sekitar setengah.
“Jadi kekuatan pasokan kita ditambah dari pihak swasta dan juga masyarakat asumsinya bisa mencapai 2 bulan. Jadi selalu seperti itu disiapkan untuk per 2 bulan stoknya,” tuturnya.
Kalau untuk harga eceran tertinggi (HET) sendiri jelas Budi sesuai dengan ketentuan pemerintah itu di harga Rp.14.400 untuk yang premium, kalau untuk beras SPHP di harga Rp.11.500.
“Hanya karena memang beras harganya sedang tinggi dan kami membelinya dengan harga tinggi maka dijual sekitar Rp.15 ribu, tetapi paling tidak kita sudah mengisi kebutuhan masyarakat untuk beras premium,” bebernya.
Ia menjelaskan, bahwa pemerintah sekarang ada kebijakan relaksasi terhadap kebijakan HET artinya gak harus dijual diharga Rp.14.400 tetapi boleh lebih asalkan dengan kontrol dan pembelian.
“Fungsinya itu untuk menyediakan beras bagi masyarakat agar jangan sampai hilang. Kalau minyak karena yang premium Rp.16.500 kalau gulanya di harga Rp.17 ribu,” pungkas Budi. (**)
Editor: Irga Fachreza