INTIMNEWS.COM, NANGA BULIK – Petani sawit harus bersatu jika ingin sejahtera, kata itu terucap langsung oleh Ketua Asosiasi Pengusaha Cangkang Sawit Indonesia (APCASI), Dikki Akhmar, S.Si.,MM saat kegiatan silaturahmi dengan penggiat petani sawit Nanga Bulik. Senin (8/1) petang kemarin.
“Masalah harga sawit yang berubah-ubah, kadang terjun bebas dan merugikan petani. Ini karena petani kita tidak bisa bersatu,” ungkapnya.
Menurutnya, ketidak adilan dalam industri sawit sangatlah banyak sekali. Ketika pabrik tidak hanya dapat untung dari minyak sawit, tapi juga mendapat untung dengan limbah dan penjualan cangkangnya.
Dan sementara petani. Lanjutnya, hanya dapat harga TBS dengan tidak dihargai cangkangnya, hanya harga TBS yang dikendalikan oleh pasar, hal itu selalu membuat petani memiliki daya tawar yang lemah.
Ia ingin mengajarkan agar petani jangan bergantung pada orang lain dalam berusaha. Dirinyapun cukup prihatin dengan petani sawit yang hanya dapat untung sedikit, karena tidak bisa memproduksi sendiri.
Menurutnya, petani bisa bergabung bersama-sama membuat pabrik mini sendiri, agar tidak dimonopoli perusahaan besar swasta.
“Tetaplah bertani, buat kelompok tani atau koperasi, ada alternatif untuk membuat produksi minyak merah sendiri. Petani kita punya peluang untuk bisa berkembang lebih baik lagi,” imbaunya.
Dalam kegiatan tersebut, sejumlah petani, APKASINDO dan koperasi-koperasi menyampaikan keluhannya terkait tata kelola sawit yang masih belum berpihak pada petani.
Mereka juga menyampaikan permasalahan lahan yang tumpang tindih dengan ijin perusahaan dan lainnya.
Di tempat yang sama, hadir juga sebagai bintang tamu pengamat politik, filsuf, dan akademisi Rocky Gerung.
Dalam kegiatan itu, Rocky membeberkan bahwa harga sawit yang fluktuatif bisa mengganggu perekonomian masyarakat, karena kebijakan negara tidak berpihak pada petani sawit.
Butuh komunitas besar petani sawit yang bisa menyuarakan secara politik. Presiden dan menteri harus tau apa masalah Petani sawit di daerah.
“Sawit adalah urusan politik, harus ada yang bisa mengubah kebijakan sawit di tingkat pemerintah pusat,” tegasnya.
Penulis: Andre
Editor: Andrian
Editor: Andrian