INTIMNEWS.COM, PANGKALAN BUN – Sudah bukan menjadi rahasia bahwa Kotawaringin Barat (Kobar) memiliki berbagai macam destinasi wisata, mulai dari wisata budaya, alam, hingga kuliner. Dari sekian banyak destinasi, saat ini Kotawaringin Barat mulai mengembangkan wisata sungai.
Meskipun berada di tengah kota, sungai Arut yang berada di Kota memiliki nilai yang tentunya berbeda dengan sungai di daerah lain. Sungai ini memiliki potensi daya tarik di bidang pariwisata. Hal tersebut dapat dikembangkan dengan kearifan lokal. Demikian disampaikan oleh Pj. Bupati Kotawaringin Barat Budi Santosa.
“Saat ini menata kawasan bantaran Sungai Arut guna meningkatkan daya tarik wisatawan. Yang mana penataannya tetap mengutamakan kearifan lokal, karena hal tersebut merupakan keunikan untuk menarik perhatian wisatawan,” kata Budi Santosa, Rabu (27/9/2023).
Budi mengungkapkan dengan adanya Peraturan Daerah tentang Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh, pihaknya akan melakukan penataan ulang di permukiman sepanjang Sungai Arut.
“Sebenarnya bukan kumuh hanya belum tertata saja, kita punya kekuatan hukum untuk menata kembali kawasan di bantaran Sungai Arut tersebut,” ucapnya.
Budi menyampaikan penataan ulang permukiman bantaran Sungai Arut tetap harus mengedepankan kearifan lokal. Hal ini sesuai dengan komitmen pemerintah daerah dalam mengedepankan kepentingan masyarakat setempat.
“Hal itu dikarenakan jalan di sepanjang bantaran Sungai Arut ini terbuat dari bahan kayu ulin. Ini tentu sangat unik dan memiliki nilai estetika yang sangat tinggi,” sambung Budi.
Dalam penataan ulang permukiman tersebut, Budi menegaskan kepada organisasi perangkat daerah terkait, untuk segera memperbaiki jalan yang terbuat dari kayu ulin di sepanjang bantaran Sungai Arut.
Apalagi saat ini kondisinya sudah sangat memprihatinkan dan membahayakan bagi masyarakat yang melintas.
“Beberapa waktu lalu saya meninjau langsung ke pemukiman bantaran Sungai Arut, yang sangat memprihatinkan kondisi jembatan sepanjang bantaran sungai itu sudah banyak yang rusak, dan masyarakat melintas menggunakan jembatan itu, sehingga ini menjadi perhatian khusus dari pemerintah daerah,” jelasnya.
Budi menambahkan penataan permukiman bantaran Sungai Arut ini juga merupakan sebagai dukungan kawasan menjadi destinasi wisata.
“Dengan adanya ‘water front city’ itu maka harus di imbangi kawasan pemukiman yang baik,” tutur Budi.
Beberapa waktu dirinya bersama OPD terkait meninjau langsung ke pemukiman di bantaran sungai, yang sangat memprihatinkan kondisi jembatan sepanjang bantaran sungai itu sudah banyak yang rusak, dan masyarakat melintas menggunakan jembatan itu, sehingga ini menjadi perhatian khusus dari pemerintah daerah.
“Saya sudah tegaskan ke OPD terkait untuk segera perbaiki jalan/jembatan yang terbuat dari kayu ulin di sepanjang bantaran sungai, Karena kondisinya sudah berlubang dan membahayakan bagi masyarakat, jangan sampai ada korban baru kita bergerak, pemerintah daerah Kobar harus menyediakan apa yang di butuhkan masyarakat, ” pungkasnya.
Penulis: Yusro
Editor: Andrian