INTIMNEWS.COM, SAMPIT – Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Kotawaringin Timur siap menyukseskan Pilkada 2024 mendatang, organisasi muslim terbesar di Indonesia itu juga berpendapat kriteria ideal bagi pemimpin Kotim selanjutnya.
Menurut Plt Ketua PCNU Kotim Ustadz H Sarifudin Al Banjari mewakili para pengurus mengatakan bahwa dirinya melihat saat ini tensi eskalasi politik di Kotim kian meningkat.
“Saya berharap kepada para politikus khususnya di Kotim ini untuk menjaga sikap dan ucapan yang bersipat provokatif, tidak menyerang dan tidak berkampanye hitam,” ucapnya, Senin 26 Agustus 2024.
Namun menurutnya, sebaliknya tokoh politik di Kotim memberikan edukasi dan pemahaman bahwa pilkada ini adalah hal yang biasa, setiap lima tahun sekali.
“Pergantian pemimpin setiap lima tahun sekali adalah hal yang biasa-biasa saja sehingga jgn dibuat luar biasa, agar Kamtibmas akan selalu terjaga,” bebernya.
Selain itu, dirinya juga menyampaikan kepada para tokoh agama agar memberikan nasehat dan bimbingan kepada umatnya masing-masing untuk menyikapi Pilkada ini, agar umatnya paham dan tenang beribadah sesuai ajaran masing-masing.
Ia juga meminta warga Kotim sebagai rakyat yang memiliki hak pilih, untuk digunakan hak pilihnya nanti pada hari pencoblosan.
“Mari kita datang pada hari pencoblosan, dan pulang lalu melanjutkan kegiatan kita masing-masing dan kita serahkan kepada petugas nantinya,” tegasnya.
Selain itu, dirinya juga mengajak masyarakat untuk mendukung TNI dan Polri untuk menegakkan hukum dan peraturan sesuai perundangan yang berlaku, serta meningatkan netralitas aparat yang sangat diharapkannya.
Disisi lain, ia mewakili PCNU Kotim menginginkan pemimpin nantinya yang bertarung pada kontestasi Pilkada setidaknya memiliki empat karakter.
“Pertama pemimpin harus arif dan bijaksana, pemberani, dermawan atau pemurah dan berilmu serta pandai cerdas,” sebutnya.
Ia juga mengharapkan apabila terpilih pemimpin Kotim selanjutnya agar mendukung para kiyai dan guru atau tokoh agama dalam membimbing umat.
“Ini harus kita ingat, agar perlu adanya keseimbangan, antara membangun fisik dan mental atau moral akhlak. Karena kalau umatnya kacau, rakyatnya bobrok, alias tidak berakhlak maka Kamtibmas tidak akan kita dapatkan,” demikiannya.