
INTIMNEWS.COM, SAMPIT –Maraknya perkumpulan atau majelis pengajian yang muncul di wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) dengan berbagai macam aliran yang muncul mengundang respon dari Pengurus Cabang Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Kotim, Sabtu 13 November 2021.
Ketua GP Ansor Rahmad Ipandi mengatakan pengaruh globalisasi telah mendorong masyarakat berperilaku bebas, hal ini berkaitan erat dengan semakin banyaknya angka pelanggaran syariat yang begitu terbuka di tengah masyarakat.
“Saat ini yang sangat mengkhawatirkan adalah maraknya pertentangan di kalangan umat Islam dalam permasalahan ibadah yang bersifat furu’iyah yang akan berdampak pada lahirnya sikap radikalisme pemahaman dalam beragama,” kata Rahmad.
Untuk itu pimpinan cabang GP Ansor Kabupaten Kotim, mengingatkan dan menyampaikan kepada seluruh lapisan masyarakat khususnya di wilayah Kotim agar tidak salah dalam menjalankan ajaran agama islam yang sesuai dengan Syari’at Islam.
“Sepuluh indikator sebagai ciri aliran sesat yang menyimpang dari Syari’at Islam sesuai dengan paduan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) tujuan indikator sebagai ciri aliran sesat tersebut adalah agar dalam mengikuti perkumpulan atau majelis pengajian masyarakat tidak terjerumus kedalam ajaran maupun cara beribadah yang bertentangan dengan syari’at islam,” ungkapnya.
Lanjutnya, apabila kedepannya masih terdapat ajaran-ajaran yang tidak sesuai dengan tuntunan islam sebenarnya, maka dapat diluruskan dan diperbaiki sehingga tidak menyimpang dari syari’at islam pada hakikatnya.
“Apabila perkumpulan atau majelis tersebut dibiarkan maka kebiasaan tersebut bisa dianggap benar, hal ini lah yang dikhawatirkan dapat menimbulkan permasalahan dalam Umat Muslim sehingga rawan menimbulkan perpecahan atau konflik antar sesama Agama,” pungkasnya.