INTIMNEWS.COM, SERUYAN – Pada pertengahan Maret 2020, Indonesia pertama kali mengkonfirmasi kasus Covid-19. Sejak saat itu pemerintah melakukan berbagai upaya penanggulangan, salah satunya dengan membentuk satgas penanggulangan penyebaran virus tersebut.
Pemerintah juga memberlakukan belajar di rumah bagi sekolah, menerapkan sistem kerja work from home untuk perkantoran, dan pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar.
Hampir seluruh lini kehidupan terdampak mulai sektor ekonomi, pendidikan, transportasi, dan masih banyak lagi. Begitu juga perpustakaan juga ikut merasakan dampaknya. Dari berbagai macam jenis perpustakaan dimanapun berada mungkin tidak lagi melakukan pelayanan, khususnya layanan sirkulasi yaitu layanan peminjaman dan pengembalian bahan koleksi perpustakaan.
Perpustakaan yang sudah menerapkan sistem digital, tidak begitu berpengaruh dalam layanan sirkulasi, karena perpustakaan digital otomatis sudah mempunyai koleksi digital seperti koleksi ebook, ejournal, emagazine. Sebagian besar yang sudah menerapkan sistem perpustakaan digital, baik itu perpustakaan sekolah maupun perpustakaan perguruan tinggi atau universitas, mereka mempunyai koleksi digital sebagai koleksi perpustakaan yang dapat diakses secara online. Demikian pula bagi Perpustakaan Cendekia SMP Tunas Agro, sebuah Sekolah Menengah Pertama yang berlokasi di Perkebunan Kelapa Sawit –PKS, di Jalan Jend.Sudirman km.75 Sampit – Pangkalan Bun, Kecamatan Seruyan Raya, Kabupaten Seruyan, di bawah naungan Yayasan Agro Harapan,.
“Pandemi Covid-19 menjadi sebuah tantangan bagi pustakawan sekolah, perpustakaan jangan sampai kehilangan perannya yaitu sebagai pusat sumber belajar dan pusat penyedia informasi,” ujar Wakil Kepala Sekolah bidang Sarana dan Prasaran SMP Tunas Agro, Slamet Hidayat, S.Or.
Perpustakaan harus tetap menjadi garda depan dalam memberikan informasi-informasi bermanfaat kepada warga sekolah ataupun kepada masyarakat.
Inovasi layanan perpustakaan sekolah di masa pandemi antara lain layanan koleksi digital, ini dapat dilakukan oleh perpustakaan sekolah yang sudah mempunyai perpustakaan digital. Yang perlu disiapkan dalam digitalisasi perpustakaan adalah tersedianya aplikasi, buku-buku yang sudah dialihmediakan contohnya e-book.
Bagi Perpustakaan Cendekia SMP Tunas Agro, dimulai tahun 2000 sudah mulai menerapkan otomasi berbasis SliMS yang sudah di onlinekan melalui Oline Public Access Catalog. Merupakan suatu sistem temu kembali informasi berbasis komputer, yang berisikan data bibliografi dari koleksi perpustakaan, dan ini bisa diakses untuk yang sudah terdaftar sebagai anggota perpustakaan.
Kemudian ada Ganeca Digital, ini adalah produk inovasi digital berbentuk aplikasi yang berisikan ribuan buku gratis mulai dari buku teks, buku bacaan umum hingga ensiklopedia, aplikasi ganeca digital ini bisa di akses dengan mendownload di playstore atau apstore dengan kata kunci ganeca digital dan cari Perpustakaan SMP Tunas Agro.
Selain itu, inovasi lainnya adalah Perpustakaan Digital SMP Tunas Agro berbasi intaller APK android. Ini adalah inovasi menggunakan versi android, dimana di dalamnya terdapat ebooks yang dapat dibaca dan diunduh baik buku teks mulai tingkat SD, SMP dan SMA buku cerita untuk SD, SMP dan SMA, buku agama, buku karya umumnya lainnya semua dalam bentuk pdf.
Selanjutnya ada Bookless library, ini adalah e-books yang diformulasikan menggunakan unduhan berbasis QR Scan. Dengan membagikan tautan atau link berupa barcode, agar bisa digunakan via smartphone para siswa. Ini bisa dakses dengan menyorot barcode dan menscannya sehingga ebooks dapat dibaca sekaligus diunduh, pengelola perpustakaan menyediakan dalam bentuk file dan cetak /banner.
Inovasi lainnya adalah menyediakan ratusan ebooks di PC perpustakaan yang disimpan di folder khusus untuk buku bacaan atau fiksi.
“Perpustakaan sekolah harus tetap eksis sebagai penyedia informasi untuk menunjang proses belajar mengajar dalam keadaan seperti ini. Pustakawan sekolah juga harus kreatif dan inovatif dalam melakukan layanan perpustakaan di masa pandemi Covid-19,” kata Nopiar Rahman,S.Pd yang didampingi bagian unit layanan teknis IT Latifa Kolopita,S.Pd, bagian unit sirkulasi Ellok Rahmawati,S.Pd dan unit layanan Pembaca Yadi.
Pelayanan perpustakaan di masa pandemi merupakan tantangan tersendiri bagi pengelola perpustakaan. “Jangan menyerah tetap tersenyum, lakukan pelayanan prima kepada pemustaka,” pungkas Nopiar.