INTIMNEWS.COM – Hujan deras yang mengguyur kecamatan hulu sejak sepekan terakhir membuat 35 desa di wilayah hulu Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah (Kalteng), terendam banjir. Menanggapi hal itu, Pemerintah Kabupaten Seruyan telah menggelar rapat penetapan dan penanganan banjir di wilayah setempat serta ditetapkan status darurat banjir.
“Berdasarkan hasil rapat bersama forum koordinasi pimpinan daerah (Forkopimda), kita telah menetapkan status darurat banjir,” kata Bupati Seruyan Yulhaidir.
Yulhaidir mengatakan, berdasarkan data yang ada dalam kurun waktu 15 tahun, banjir ini merupakan banjir yang paling besar dialami beberapa Kecamatan yang ada di wilayah Seruyan. Diketahui, banyak rumah yang tenggelam, ternak mati, ladang, kebun serta persawahan tenggelam.
“Saya menginstruksikan Camat dan Kepala Desa segera melakukan pendataan rumah warga yang memang benar-benar tenggelam. Kemudian juga instansi lainnya juga harus ikut bertindak agar bersama-sama untuk membantu masyarakat yang terdampak banjir,” ungkapnya.
Dia menjelaskan untuk kesehatan masyarakat secara umum belum ada keluhan, tapi yang jelas masyarakat saat ini sedang mengalami musibah akibat banjir tersebut seperti basah kasurnya sofa kursi dan barang elektronik rusak.
Hat tersebut yang membuat prihatin, makanya dalam waktu dekat ini akan memberikan bantuan kepada masyarakat yang terdampak. Lanjut dia, meminta kepada dinas kesehatan segera menurunkan tim medis ke tempat warga yang terdampak banjir dengan melibatkan tenaga kesehatan di Puskesmas dan Pustu.
“Kita sangat prihatin dengan keadaan masyarakat yang terdampak banjir, oleh karenanya dalam waktu dekat ini kita akan memberikan bantuan sembako, berupa beras cadangan kepada masyarakat yang mengalami musibah kebanjiran seperti di kecamatan Suling Tambun, Seruyan Hulu, Seruyan Tengah, Batu Ampar, Danau Seluluk,” jelas Yulhaidir.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Seruyan, Agung Sulistyo mengatakan banjir kali ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, berdasarkan data yang masuk ada 35 desa yang terdampak banjir di berbagai kecamatan dan ini kemungkinan akan bertambah. “Dari data 35 desa itu kemungkinan akan bertambah, karena berdasarkan laporan di lapangan debit air masih tinggi,” demikian Agung. (ahmad)