website murah
website murah
website murah
website murah
website murah

25 Tahun Bakso Paidi, Cita Rasa yang Tak Pernah Pudar di Pangkalan Bun

INTIMNEWS.COM, PANGKALAN BUN – Selama 25 tahun, nama Paidi melekat kuat dalam ingatan masyarakat Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat. Dengan gerobak dorong andalannya, ia menyusuri jalan-jalan kota, menawarkan semangkuk bakso yang tidak hanya mengenyangkan, tetapi juga menyimpan rasa rindu dan kehangatan.

Pria berusia 55 tahun ini masih setia menjalankan rutinitasnya, dari kawasan belakang Markas Kodim, melewati Masjid Al-Hikmah, hingga berhenti di sekitar Toko Serasi. Suara khasnya memanggil pelanggan dengan kata “bakso…” menjadi ciri yang selalu dinanti warga, khususnya pelanggan lama yang mengenalnya sejak kecil.

Bakso racikan Paidi memang sederhana. Namun, rasa gurih dari kuah kaldu, daging pilihan, serta bumbu racikan tangannya sendiri membuat hidangan ini konsisten digemari selama puluhan tahun.

“Alhamdulillah, banyak yang nunggu. Rasanya jadi semangat terus jualan,” ujar Paidi dengan senyum bangga saat ditemui, Senin (7/4/2025).

Pasang Iklan

Kesederhanaan hidup tidak membuat Paidi kehilangan semangat. Gerobak baksonya menjadi sumber nafkah utama bagi istri dan tiga anaknya. Setiap mangkuk yang ia jual, menjadi bagian dari perjuangan dan cintanya pada keluarga.

“Capek, iya. Tapi senang juga karena banyak yang suka. Ini cara saya membahagiakan keluarga,” tuturnya dengan suara lirih.

Bagi banyak warga, Paidi bukan sekadar penjual bakso. Ia telah menjadi bagian dari kehidupan mereka. Kehadirannya menciptakan kenangan kecil yang berarti, mulai dari anak-anak yang menunggu di pinggir jalan hingga pelanggan dewasa yang rutin menyapanya setiap hari.

Tak jarang, obrolan ringan di pinggir jalan menjadi penghangat suasana. Sentuhan kemanusiaan itulah yang menjadikan sosok Paidi dekat dengan hati warga.

Kisahnya membuktikan bahwa keberhasilan tidak selalu datang dalam bentuk kemewahan. Dalam keterbatasannya, Paidi mampu menunjukkan arti kerja keras, ketulusan, dan konsistensi.

Selama lebih dari dua dekade, ia tidak tergoda untuk meninggalkan rutenya, meski banyak penjual lain bermunculan. Ia tetap percaya bahwa rasa yang jujur dan pelayanan yang ramah adalah kunci utama keberlangsungan usahanya.

Pasang Iklan

Paidi mengaku tak memiliki ambisi besar. Ia hanya ingin terus melayani pembeli yang telah memberinya kehidupan layak selama ini. Ia merasa bersyukur karena bisa menjalani profesinya dengan penuh makna.

Pelanggan pun merasa demikian. Banyak dari mereka yang menganggap bakso Paidi sebagai bagian dari kenangan masa kecil. Beberapa bahkan datang dari luar kota hanya untuk kembali mencicipi rasa yang tidak berubah sejak dulu.

“Baksonya sederhana, tapi rasanya susah dilupakan,” ujar Rini, seorang pelanggan lama.

Kisah Paidi menjadi gambaran tentang ketekunan dan dedikasi. Selama gerobaknya masih bisa didorong, dan semangatnya belum padam, semangkuk bakso miliknya akan terus menyapa hangat hati warga Pangkalan Bun.

Penulis: Yusro
Editor: Maulana Kawit

Pasang Iklan

Berita Rekomendasi
Pasang Iklan