INTIMNEWS.COM, SAMPIT – Kabar tidak sedap kembali menyelimuti dunia kesehatan di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim). Saat ini tersiar kabar bahwa ada kasus malpraktek yang dilakukan oknum bidan di kota Sampit.
Kini dugaan kasus oknum bidan yang membuka praktek dikawasan Baamang Sampit tersebut sudah ditangani oleh Dinas Kesehatan setempat.
Dan dugaan skandal yang sudah ramai menjadi perbincangan publik mendapat tanggapan langsung oleh Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan Provinsi Kalteng Suyuti Samsul.
Suyuti yang dikonfirmasi via Whats Up pada Rabu 29 September 2021 mengatakan kalau pihaknya hanya bisa menentukan tarif untuk fasilitas kesehatan (Faskes) milik pemerintah saja.
“Kalau untuk Faskes atau tempat praktek yang dikelola baik itu oleh swasta maupun perseorangan itu dikembalikan kepada masing masing pengelola atau pemilik” Jelas Suyuti melalui pesan Whats Up.
Namun selanjutnya Suyuti juga mengingatkan agar para pemilik atau pengelola Faskes swasta untuk tetap memperhatikan kemampuan pasien.
“Untuk praktek perseorangan seyogyanya tetap mempertimbangkan dan disesuaikan dengan kemampuan masyarakat,” tambahnya.
Sementara Kepala Dinkes Kotim Umar Kaderi, menanggapi bahwa sudah membentuk tim kecil yang terdiri dari Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan (SDK), Kabid Pelayanan Kesehatan, Kabid Kesehatan Masyarakat, serta melibatkan IBI sebagai organisasi profesi, telah turun ke lapangan untuk konfirmasi dan klarifikasi terkait kasus tersebut.
BACA JUGA: Rindu Sekolah Tatap Muka, Gubernur Kalteng Pastikan Percepatan Vaksinasi Pelajar
“Mudah-mudahan dalam waktu dekat tim sudah selesai melaksanakan tugas sehingga kami dapat data yang lebih akurat,” kata Umar kepada media ini.
“Langkah selanjutnya Dinkes juga akan menggelar rapat menentukan apa yang sesungguhnya pelanggaran yang dilakukan oleh oknum Bidan itu, serta menentukan rekomendasi apa yang diberikan oleh Dinkes maupun IBI sebagai organisasi profesi,” tutupnya.
Sebelumnya sempat viral dan menjadi perbincangan di Media Sosial terkait harga biaya persalinan di salah satu Bidan praktek yang berlokasi di Kecamatan Baamang Kota Sampit. Pasalnya biaya bersalin tanpa operasi dan tanpa ada dokter spesialis pendamping itu mencapai harga fantastis sebesar Rp 20.500.000.
Rincian harga persalinan atas nama Senna tertanggal 22 September itu terlihat jelas dari postingan di media sosial milik Sri Rahma, yang merupakan kakak dari pasien yang melahirkan di Bidan tersebut.
Tidak hanya mahalnya biaya persalinan, kondisi pasien pasca melahirkan di bidan tersebut juga menjadi perhatian publik.
Kronologisnya pun dibeberkan oleh akun medsos milik teman dekat dari kakak si pasien. Bahkan pasien dan bayi harus dilarikan ke RSUD dr. Murjani Sampit untuk menjalani perawatan di sana.
Sri Rahma, kakak pasien yang melahirkan itu mengatakan jika pihaknya sudah membayar uang sejumlah Rp 5 juta untuk biaya persalinan.
BACA JUGA: Mantap! Mukhtarudin Kembali Salurkan 33.043 Dosis Vaksin Covid-19 untuk Kalteng
Pihak keluarga sudah bertemu dengan Bidan yang enggan disebutkan namanya, untuk melakukan mediasi. “Kami sudah mediasi, kami sudah ketemu dengan bidannya,” sebutnya.
Dari mediasi tersebut, Bidan tersebut mau bertanggung jawab atas kondisi dari pasien yang dia bantu saat proses persalinannya. “Kemarin bidannya menyatakan mau bertanggung jawab atas ibu bayi,” ujarnya.
Terkait kondisi pasien pasca melahirkan yang memprihatinkan hingga masih harus menjalani perawatan, pihak keluarga awalnya ingin menuntut Bidan yang bersangkutan atas kejadian itu.
“Sudah dimusyawarahkan, bidannya sudah ngomong mau bertanggung jawab terhadap ibu bayi, jadi ada kemungkinan kami mencabut tuntutan,” terangnya.
Bayi yang dilahirkan Senna atau pasien merupakan anak pertama, dan saat ini bayi masih berada di ruangan anak. “Alhamdulillah kondisi bayi sudah membaik, ibu bayi juga. Tapi 3 bulan kedepan masih harus di observasi, ada kemungkinan lukanya dijahit ulang,” jelasnya.
Rahma berharap kejadian yang menimpa adiknya tersebut tidak lagi terjadi pada ibu hamil yang lainnya. “Harapannya Bidan ini bertanggung jawab. Ini jadi pelajaran buat semua, semoga kejadian ini jangan sampai menimpa ibu hamil lainnya, sehingga tidak ada korban lagi seperti ini,” pungkasnya.