INTIMNEWS.COM, PANGKALAN BUN – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) terus menggenjot upaya penanganan stunting sebagai salah satu agenda prioritas untuk menekan risiko stunting yang masih membayangi sekitar 1.400 keluarga di wilayah tersebut.
Sebagai langkah awal, Pemkab Kobar telah menentukan sepuluh lokasi khusus (loksus) yang akan difokuskan dalam program penanganan stunting ini. Melalui loksus, penanganan akan dilakukan secara intensif dan berkelanjutan, melibatkan berbagai pihak termasuk posyandu, puskesmas, dan masyarakat setempat, Sabtu (9/11).
Sekretaris Daerah Kotawaringin Barat, Rody Iskandar, mengapresiasi pencapaian Kabupaten Kobar yang selama ini menjadi contoh di Kalimantan Tengah dalam penanganan stunting.
“Kabupaten kita sering menjadi rujukan dalam rapat koordinasi tingkat provinsi. Ini bukti bahwa kita berada di jalur yang tepat,” ungkapnya. Meski demikian, Rody juga mengingatkan bahwa tantangan ke depan masih sangat besar, terlebih dengan penurunan jumlah kunjungan warga ke posyandu yang mulai terlihat.
Menurut Rody, posyandu memegang peranan krusial dalam mengawasi tumbuh kembang anak, terutama untuk mendeteksi dini tanda-tanda risiko stunting. Oleh karena itu, ia menyerukan agar para ibu hamil dan ibu balita aktif datang ke posyandu untuk mendapatkan layanan kesehatan dan pemantauan gizi.
“Kami mengimbau agar ibu-ibu tidak ragu untuk datang ke posyandu. Jangan menunggu anak sakit atau masalah muncul. Pemantauan rutin sangat penting,” jelas Rody.
Selain mendorong warga untuk lebih aktif ke posyandu, Pemkab Kobar juga mengajak seluruh kepala desa dan camat untuk turut serta dalam melakukan inovasi di posyandu, seperti mengadakan kegiatan yang menarik minat masyarakat untuk hadir.
“Desa dan camat harus berinovasi. Bisa dengan membuat acara edukatif atau kampanye kesehatan yang menarik di posyandu, agar masyarakat merasa tertarik dan memahami pentingnya posyandu,” tambahnya.
Upaya ini bukan sekadar formalitas, tetapi langkah nyata yang memerlukan kerja sama antara pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat. Melalui sosialisasi yang efektif, Rody berharap tingkat kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pemantauan kesehatan di posyandu dapat meningkat. Ia pun menekankan bahwa kunci keberhasilan program ini adalah kolaborasi di berbagai level, baik di tingkat keluarga maupun pemerintahan desa.
Program penanganan stunting di Kotawaringin Barat ini diharapkan menjadi contoh bagi daerah lain dalam menanggulangi masalah gizi yang berdampak jangka panjang pada kualitas generasi mendatang. Meski Kobar telah menorehkan prestasi, Rody mengingatkan bahwa masih banyak tantangan yang harus dihadapi dan menyarankan agar prestasi ini menjadi pemicu semangat untuk terus berinovasi dan memperbaiki program penanganan stunting di Kobar.
Penulis : Yusro
Editor : Maulana Kawit